Salip DKI Jakarta, Harga Rumah Bekas di Bekasi 'Terbang'

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
20 December 2021 13:40
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga rumah bekas atau second dilaporkan meningkat pada tahun ini. Peningkatan harga paling tinggi berada di Yogyakarta untuk di wilayah Pulau Jawa. Sedangkan kenaikan di Bekasi lebih pesat daripada DKI Jakarta maupun Depok dan Bogor.

Dari laporan Rumah123.com dan indeks internal 99.co menunjukkan peningkatan rata-rata harga rumah second sebesar 2,6% pada bulan November secara year on year (Yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sebanyak 11 dari 13 kota kota mengalami peningkatan harga secara year on year. Peningkatan harga paling tinggi berada di Yogyakarta sebesar 10,5%. Begitu juga Tangerang mengalami peningkatan harga sebesar 8,1% di wilayah Pulau Jawa.

Sementara untuk wilayah yang kenaikannya tak pesat atau di bawah rata-rata adalah Jakarta, Depok, dan Bogor berurutan meningkat hanya 1,4%, 0,1%,1,1%. Namun untuk Bekasi ada kenaikan sampai 4,5%.

Begitu juga di kota Bandung, Semarang, Surakarta mengalami peningkatan 3,4%, 3%, dan 5% secara berurutan. Di lain sisi, kota Surabaya mengalami penurunan sebesar 1%.

Sementara untuk wilayah luar pulau Jawa, Medan dan Makassar mengalami kenaikan harga sebesar 9,3% dan 4%. Sedangkan Denpasar mengalami penurunan harga sebesar 4,7%.

Selain itu menurut Indeks Suplai Rumah Seken 99/R123, volume suplai pada bulan November naik 5% dari Oktober 2021. Secara year on year tercatat lebih tinggi 2% dari November 2020 lalu.

Adapun lokasi yang paling popular dicari atau listing enquiries berada pada wilayah Tangerang, Jakarta Barat, lalu Jakarta Selatan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Serunya Liburan di Trans Snow World Bekasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular