Kasus Aktif Covid-19 RI Naik! Gara-gara Omicron?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 December 2021 08:54
Sekolah Tatap Muka Saat PPKM Level 3
Foto: Suasana belajar mengajar pembelajaran tatap muka di sekolah SDN 14 Pagi Pondok labu, Jakarta, Senin (30/8/2021). Sekolah tatap muka resmi dilaksanakan kembali untuk 610 sekolah di DKI Jakarta (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Seperti influenza, virus corona lebih mudah menular ketika terjadi peningkatan kontak dan interaksi antar-manusia. Inilah yang sedang terjadi sekarang.

Seiring pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), mobilitas masyarakat meningkat. Dalam sepekan hingga 14 Desember 2021, Google Community Mobility Index mencatat rata-rata kunjungan ke pusat perbelanjaan dan rekreasi adalah 9,29% di atas normal per harinya. Lebih ramai dibandingkan minggu sebelumnya yaitu 8,14% di atas normal.

Kemudian rata-rata indeks mobilitas dengan mengemudi dalam sepekan hingga 16 Desember 2021 adalah 139,06 per hari. Lebih tinggi dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yaitu 134,79 per hari. Indeks di atas 100 menunjukkan mobilitas sudah kembali ke masa sebelum pandemi.

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan membawa kabar yang kurang enak. Indonesia sudah 'kebobolan' virus corona varian omicron. Kasus positif perdana menimpa seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.

Virus corona varian omicron kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan dan kini sudah menyebar ke lebih dari 70 negara, termasuk Indonesia. Di sejumlah negara, omicron menjadi biang keladi lonjakan angka kasus positif corona.

Di Inggris, varian omicron membuat kasus positif harian melonjak ke 92.503 orang kemarin. Ini adalah rekor kasus harian tertinggi sepanjang pandemi Covid-19. Bahkan varian omicron bertaggung jawab atas 60% kasus infeksi baru di ibu kota London.

Di Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark, varian omicron menyebar dengan cepat. Infeksinya bertambah dua kali lipat setiap dua hari.

"Ini adalah laju pertumbuhan yang mengkhawatirkan," tegas Dr Eric Topol, Direktur Scripps Research Translational Institute di California (Amerika Serikat), seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Jangan Sampai Indonesia Kena Serangan Gelombang Ketiga

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular