Internasional

Riset Baru Inggris: Tak Ada Bukti Omicron Ringan dari Delta

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
20 December 2021 08:40
People queue outside a coronavirus disease (COVID-19) vaccination centre at a church in London, Britain, December 13, 2021. REUTERS/Hannah McKay
Foto: REUTERS/HANNAH MCKAY

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan bahwa hingga saat ini belum terbukti bahwa varian baru Covid-19, Omicron, memiliki gejala yang lebih ringan dari varian Delta. Hal ini dilihat dari jumlah warga yang dites positif setelah melaporkan gejala.

Mengutip CNBC International, penelitian dari Imperial College London menyebut bahwa hasil ini diperoleh dari data Badan Keamanan Kesehatan Inggris dan layanan kesehatan Inggris yang memuat semua kasus Covid yang dikonfirmasi PCR di Inggris antara 29 November dan 11 Desember.

"Studi ini tidak menemukan bukti Omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah daripada Delta, dinilai dari proporsi orang yang dites positif yang melaporkan gejala, atau dengan proporsi kasus yang mencari perawatan di rumah sakit setelah infeksi," ujar tim yang dipimpin profesor Neil Ferguson itu dalam rilisnya, dikutip Senin (20/12/2021).

Ferguson juga menambahkan bahwa Omicron merupakan sebuah ancaman yang sangat besar bagi kesehatan masyarakat. Ia berargumen bahwa dua dosis vaksin hanya memberikan perlindungan antara 0% dan 20% untuk varian ini. Sementara itu, suntikan booster meningkatkan level itu menjadi antara 55% dan 80%.

"Studi ini memberikan bukti lebih lanjut tentang sejauh mana Omicron dapat menghindari kekebalan sebelumnya yang diberikan oleh infeksi atau vaksinasi," katanya.

Meski begitu, tim peneliti juga menekankan batasan penelitian ini yang hanya mencakup 24 pasien rawat inap yang diduga terinfeksi varian Omicron. Studi ini juga belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Kesimpulan ini sendiri pun cukup berbeda dengan riset-riset sebelumnya. Sebuah studi yang diterbitkan minggu ini oleh para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Hong Kong menyebut Omicron bereplikasi 70 kali lebih cepat di saluran udara manusia daripada Delta namun infeksi varian itu tidak terlalu parah dibandingkan dengan jenis virus aslinya.

Varian Omicron sendiri telah dimasukkan sebagai "varian of concern" atau varian yang sedang dalam perhatian khusus oleh WHO. Badan PBB itu menyebut masih akan melakukan pendalaman terkait virus yang membawa 32 mutasi pada protein lonjakannya itu.

Jumlah mutasi ini membawa ketakutan bahwa virus itu dapat menjadi lebih berbahaya dibandingkan varian lainnya. Meski begitu, beberapa negara yang telah kemasukan varian ini menyebut bahwa mayoritas pasien Omicron menunjukkan gejala yang ringan.

Meski demikian kasus kematian telah ditemukan di Inggris. Kemarin, negeri itu juga mencurigai ada kematian tambahan karena Omicron.


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Studi Menemukan Omicron 4 Kali Lebih Menular dari Delta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular