
Pak Jokowi, Ini "Luka Dalam" RI yang Dimaksud Bank Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh positif pada 2021 dan 2022. Namun ada 'luka' warisan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang sepertinya lumayan dalam.
"Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 3,7% pada 2021 dan 5,2% pada 2022. Dengan asumsi Indonesia tidak lagi mengalami gelombang serangan Covid-19 yang parah," sebut laporan terbaru Bank Dunia berjudul A Green Horizon: Toward a High Growth and Low Carbon Economy yang diluncurkan pekan ini.
![]() |
Pandemi virus corona memang masih menyisakan luka yang teramat dalam. Pada 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) lebih dari 2%. Ini menjadi catatan terburuk sejak 1998.
Pandemi yang ditanggulangi dengan pembatasan sosial (social distancing) membuat ekonomi Tanah Air lumpuh. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan jatuh miskin.
Pada Agustus 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,07%, tertinggi sejak 2010. Selepas itu, tingkat pengangguran memang turun tetapi belum bisa kembali ke bawah 5% seperti masa pra-pandemi.
"Pendapatan pekerja yang hilang (labor income losses) tetap tinggi, terutama di kelompok 40% rumah tangga terbawah. Menurut survei Bank Dunia, masih ada 45% rumah tangga yang mengalami penurunan pendapatan dibandingkan masa sebelum pandemi," sebut laporan Bank Dunia.
Pasar tenaga kerja yang terpukul membuat angka kemiskinan naik. Per Maret 2021, angka kemiskinan berada di 10,14%. Turun dibandingkan Agustus 2020 yang 10,19% tetapi masih bertahan di level dua digit.
Padahal baru pada 2018 Indonesia mampu menekan angka kemiskinan menjadi satu digit. Perjuangan bertahun-tahun hilang dalam hitungan bulan gara-gara pandemi.
