Konsumsi Listrik Jakarta Tumbuh Tapi Tipis, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) mencatat, pertumbuhan konsumsi listrik di Jakarta sampai pada November 2021 ini mengalami pertumbuhan menjadi 29,87 Terra Watt Hour (TwH) dari November 2020 yang hanya mencapai 29,50 TwH.
Dengan pencapaian pertumbuhan konsumsi listrik di Jakarta itu, PLN Disjaya mencatat pendapatan pada November 2021 juga mengalami pertumbuhan yang juga tipis atau sebesar Rp 37,52% dibandingkan realisasi pada November 2021 yang hanya mencapai Rp 37,26 triliun.
"Meski memang masih dalam kondisi pandemi, alhamdulillah pemulihan ekonomi sudah terasa. Pertumbuhan konsumsi listrik juga sudah mulai membaik. Dari catatan pertumbuhan penjualan sebesar 1,21% dan pendapatan tumbuh 0,71%," ujar Doddy dalam konferensi pers, Jumat (17/12).
Adapun untuk pendapatan listrik tersebut, mengacu catatan PLN Disjaya kontribusinya terbesar dari Rumah Tangga (RT) senilai Rp 18,5 miliar. Selain itu kontribusi terbesar kedua dari kelompok bisnis mencapai Rp 11,4 miliar dan dari kelompok industri mencapai Rp 4,1 miliar. Selebihnya berasal dari Rp 1,7 miliar, Sosial Rp 1,05 miliar, Traksi Rp 93,37 miliar.
Dari catatan PLN Disjaya, selain pertumbuhan konsumsi listrik dan pendapatan. Kenaikan pelanggan PLN di Jakarta juga mengalami peningkatan, dari yang November tahun 2020 hanya 4,7 juta pelanggan menjadi 4,9 juta pelanggan.
"Karena masih dalam kondisi yang pandemi, PLN Disjaya tidak memasang target yang optimis di tahun depan. Tapi kita usahakan masimal utuk pertumbuhan konsumsi listrik kira-kira 2%," terang Doddy.
Sampai dengan akhir tahun ini, beban puncak di Jakarta tercatat sebesar 4.959 Mega Watt (MW). Saat ini reserve margin di Jakarta tercatat 29%. Wilayah Jakarta sendiri dipasok dari 6 subsistem dengan kapasitas 9.776 MW.
"Intinya tidak ada masalah dengan daya listrik di Jakarta. Kita semua tidak perlu khawatir apakah Jakarta kekurangan listrik. Saya menjamin cukup," ungkap Doddy.
(pgr/pgr)