
Konsumsi Listrik RI di Semester 1 2025 Tumbuh 4,36%

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mencatat penjualan listrik pada Semester I-2025 tumbuh sebesar 4,36% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan listrik nasional pada Semester I 2025 tercatat sebesar 155,62 Tera Watt hour (TWh).
Angka tersebut terhitung lebih tinggi dibandingkan dengan periode Semester I-2024 lalu yang tercatat mencapai 149,11 TWh.
Direktur Utama PLN menyebutkan capaian tersebut tidak luput dari dukungan pemerintah kepada perusahaan. Apalagi, di tengah tekanan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.
"Berkat kolaborasi ini, kami berhasil membukukan kinerja yang solid. Ini juga jadi bukti keberhasilan Pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi terlihat dari naiknya konsumsi listrik pelanggan," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/8/2025).
PLN mencatat, kontributor utama dalam penjualan listrik dipengaruhi oleh konsumsi sektor rumah tangga mencapai 67,14 TWh pada Semester I 2025. Jumlah ini tumbuh 5,13% YoY atau meningkat 3,27 TWh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan menyumbang 43,14% dari total penjualan listrik nasional.
Sementara itu, konsumsi listrik di sektor industri tumbuh sebesar 2,66% secara tahunan, dengan volume mencapai 1.165 Giga Watt hour (GWh). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan listrik dari pelanggan industri menengah, khususnya di sektor makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, serta industri karet dan plastik.
Adapun, PLN berhasil mencetak laba periode berjalan senilai Rp 6,64 triliun per Semester I tahun 2025. Perolehan laba tersebut meningkat 32,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5 triliun.
Seiring dengan peningkatan laba, pendapatan PLN mencapai Rp 281,89 triliun per Juni 2025. Angka itu terhitung naik 7,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 262,06 triliun.
Darmawan menekankan bahwa transformasi menyeluruh yang dijalankan sejak 2020 telah memperkuat daya saing perusahaan. Langkah ini tidak hanya menciptakan efisiensi sistemik, tetapi juga mengubah pola kerja PLN dari pendekatan birokratis menjadi lebih berorientasi pasar dan pelanggan.
"Transformasi holistik yang kami jalankan sejak 2020 menjadi pondasi penting dalam menciptakan efisiensi dan ketahanan bisnis. Pendekatan yang lebih business-like ini memungkinkan PLN beradaptasi terhadap dinamika eksternal, sekaligus memastikan pasokan energi yang andal, kompetitif, dan mendukung keberlanjutan ekonomi nasional," tandas Darmawan.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: PLN Ramal Beban Listrik Turun 30% Saat Lebaran