Omicron Telanjur Masuk, Pengusaha Ngeri Bila Ada Gelombang 3

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
17 December 2021 16:30
Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengunjungi Pasar Kertek, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, pada Selasa, 14 Desember 2021.  (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Rusman)
Foto: Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengunjungi Pasar Kertek, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, pada Selasa, 14 Desember 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Rusman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Temuan varian Omicron bisa berdampak luas terhadap menurunnya geliat ekonomi. Padahal, pemerintah sudah menargetkan bahwa akan ada pertumbuhan ekonomi sebesar 3,7% hingga 4,5%. Dengan adanya varian Omicron tersebut, ada kekhawatiran target pertumbuhan tersebut tidak tercapai.

"Kalau pemerintah tidak memberlakukan pengetatan dan tidak memberlakukan pendekatan level 3, saya yakin ekonomi terjadi pertumbuhan positif di kuartal IV, kami targetkan di sekitar 4%-5% jadi artinya ada peluang itu," kata Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Sarman Simanjorang kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/12/21).

Pertumbuhan itu bisa tercapai dengan syarat aktivitas masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya, atau pemerintah tidak memperketat kegiatan masyarakat. Apalagi faktanya konsumsi masyarakat di akhir tahun biasanya meningkat sehingga bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan di kuartal IV tahun ini. Jika akhir tahun ini berjalan baik, maka bisa berdampak positif pada awal tahun depan.

"Pemerintah punya target ekonomi 2022 antara 5%-6%, jadi memang pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2022 akan sangat strategis. Nah itu salah satu yang harus dijaga jangan terjadi gelombang ketiga. Jangan sampai penyebaran omicron yang lebih besar itu terjadi," kata Sarman.

Selain jaminan pelonggaran aktivitas masyarakat, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek lain pada dunia usaha, diantaranya dalam hal permodalan.

"Gimana pemerintah merespon dengan membuat satu skema pinjaman ke perbankan lebih mudah, praktis, lebih gampang di tengah kesulitan dunia usaha. Kalau skema perbankan murni terutama UMKM nggak bisa memenuhi persyaratan, karena ketika diminta laporan keuangan dua periode berturut-turut pasti minus karena kondisi ekonomi kita sedang begini," ujarnya.


(fys/fys)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Sektor Usaha Ini Bakal Balik Tertekan pada Awal Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular