Internasional

Babi, Babi, Babi! China Kembali Bermasalah dengan Babi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 17/12/2021 08:56 WIB
Foto: Peternak babi di Amerika Serikat. (REUTERS/PHIL NOBLE)

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali bermasalah dengan babi. Provinsi Hebei telah mengkonfirmasi adanya wabah demam babi Afrika baru pada salah satu hewan omnivora yang diangkut dari provinsi lain, Rabu (15/12/2021).

Melalui situsnya, Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan provinsi Hebei mengatakan virus itu ditemukan di dua truk yang dihentikan di kota pesisir Qinhuangdao.


Deretan truk itu membawa 245 ekor babi, sembilan di antaranya tewas. Semua babi kemudian dimusnahkan, menurut pemberitahuan yang diterbitkan di situs web departemen pertanian provinsi yang dikutip Reuters.

Demam babi Afrika menghancurkan kawanan babi besar-besaran di China setelah pertama kali terdeteksi pada 2018. Beijing telah mengambil berbagai langkah untuk membangun kembali stok babi, yang telah kembali ke tingkat normal.

China terakhir melaporkan penyakit mematikan itu di provinsi barat daya Sichuan dan wilayah Mongolia Dalam yang terletak di timur laut negara itu.

Sebelum adanya kasus baru demam babi, China mengalami 'kiamat babi'. Ini istilah untuk menggambarkan kenaikan harga dan juga krisis pasokan daging babi yang melanda sebuah negara. Istilah ini pertama kali digunakan oleh CNN International dalam menggambarkan kejadian serupa di Amerika Serikat (AS).

Dalam laporan media resmi Global Times, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China mengatakan bahwa harga daging babi telah mengalami peningkatan. Peningkatan ini cukup tinggi hingga 34,9% dari bulan Oktober hingga Pertengahan November 2021.

Menurut mereka, sejak 8 hingga 14 November lalu, harga mingguan daging babi grosir mengalami kenaikan selama lima minggu, mencapai 24,02 yuan (Rp 53,6 ribu) per kilogram.

Hal ini pun menjadi katalis signifikan penggerak naiknya Indeks harga konsumen (CPI) China pada November 2021. Pada bulan itu, CPI China tercatat sebesar 2,3% secara tahunan menurut Biro Statistik Nasional China atau NBS. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2020.

Kebutuhan daging babi di China sendiri meningkat seiring dengan musim dingin. Tak hanya daging babi, kenaikan juga didorong oleh melonjaknya harga sayur mayur. Pada bulan November, harga sayuran tercatat naik tinggi hingga 30,6% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gelombang Panas di Beijing, Pemerintah Keluarkan Peringatan