Internasional

Kim Jong Un Larang Warga Korut Tertawa 11 Hari, Kenapa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 December 2021 15:28
In this photo provided by the North Korean government, North Korean leader Kim Jong Un claps his hands at the ruling party congress in Pyongyang, North Korean, Sunday, Jan. 10, 2021. Kim was given a new title, “general secretary” of the ruling Workers’ Party, formerly held by his late father and grandfather, state media reported Monday, Jan. 11, in what appears to a symbolic move aimed at bolstering his authority amid growing economic challenges. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads:
Foto: Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, memerintahkan penduduknya untuk tidak tertawa selama 11 hari ke depan. Hal ini untuk menghormati masa berkabung nasional.

Dalam laporan Radio Free Asia, Selasa (14/12/2021), warga negara dilarang menunjukkan apa pun selain kekhidmatan di depan umum. Korut sedang memperingati 10 tahun kematian Pemimpin Korut kedua sekaligus ayah dari Kim Jong Un, Kim Jong Il.

"Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa atau terlibat dalam kegiatan rekreasi," ujar seorang penduduk kota perbatasan timur laut Sinujiu, dikutip Kamis (16/12/2021).

Sumber itu mengatakan bahwa belanja bahan makanan juga dilarang pada hari peringatan itu sendiri. Apabila ini dilanggar maka akan ada konsekuensi yang sangat berat.

"Dulu banyak orang yang tertangkap minum atau mabuk selama masa berkabung ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis. Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi," tambah sumber tersebut.

Untuk menertibkan aturan ini, Pyongyang juga meminta pihak kepolisian untuk melakukan pengawasan ketat. Polisi akan memperhatikan setiap orang yang tidak memperlihatkan perasaan berduka di depan umum

"Mulai hari pertama Desember, mereka memiliki tugas khusus untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung bersama," kata sumber kedua yang meminta identitasnya disembunyikan.

"Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa petugas penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali."

Kim Jong Il sendiri wafat pada 17 Desember 2011 lalu. Ia menggantikan ayahnya, pendiri nasional Kim Il Sung, ketika Kim senior meninggal pada tahun 1994. Setelah Kim Jong Il wafat, tahta kepemimpinan negara itu jatuh kepada Kim Jong Un.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kim Jong Un Pecat Pejabat Militer Nomor 2 di Korut, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular