Internasional

Heboh Raja Salman 'Menghilang', Absen di Pertemuan Raja Arab

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 December 2021 13:05
FILE PHOTO: Saudi Arabia's King Salman bin Abdulaziz Al Saud, attends a banquet hosted by Shinzo Abe, Japan's Prime Minister, at the prime minister's official residence in Tokyo, Japan, Monday, March 13, 2017.  To match Insight SAUDI-POLITICS/KING REUTERS/Tomohiro Ohsumi/Pool/File Photo
Foto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (REUTERS/Tomohiro Ohsumi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertanyaan mengenai keberadaan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud, terus bergulir. Terbaru, Raja Saudi itu kembali absen dalam pertemuan lima tahunan raja-raja Negara Teluk yang diselenggatakan di negerinya Selasa (14/12/2021).

Dalam pertemuan itu, pihak Kerajaan Saudi diwakili oleh Putra Mahkota Mohammed Bin Salman. Figur yang akrab disapa MBS itu terlihat terus memandu dan menjamu para pemimpin Kuwait, UEA, Qatar, Oman, dan Bahrain.

Sempat berhembus kabar bahwa Raja Salman masih melakukan isolasi diri di sebuah istana di kota Neom. Bahkan, Business Insider menulis, raja itu sudah berada di dalam tempat tersebut selama lebih 482 hari. Ini menjawab pertanyaan mengenai hilangnya raja itu selama 20 bulan terakhir.

Seorang sumber mengatakan bahwa isolasi yang dilakukan Raja Salman itu masih beristirahat setelah operasi kandung empedu di Juli 2020 lalu. Meski begitu, timbul informasi bahwa Raja Salman juga menderita Demensia.

"Ia diyakini memiliki demensia, menurut sejumlah ahli dan setelah menjalani operasi kandung empedu di Juli 2020," tulis media itu.

Dengan absennya Raja Salman kali ini, muncul juga spekulasi tentang MBS yang akan segera naik tahta. MBS bahkan dikabarkan menggunakan kondisi sakit ayahnya itu untuk merebut tahta kerajaan Saudi.

"Tapi sekarang dianggap lebih bermasalah. Ini tentu dalih bagi MBS untuk menjauhkan ayahnya. Dia pasti menjalankan Arab Saudi dan ayahnya tidak," sebut seorang ahli intelijen kepada Guardians.

Meski menjadi pewaris tahta, MBS memiliki citra yang kurang baik di mata dunia Barat. Pangeran yang dianggap sebagai penguasa de facto Saudi itu seringkali membungkam bahkan membunuh kritikusnya.

Salah satu kasus kontroversial MBS adalah pembunuhan Jurnalis Saudi yang aktif mengkritik pemerintahan Riyadh, Jamal Khashoggi. Ia dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istambul talun 2018.

Bahkan, akibat kasus ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut bahwa negosiasi antara Pasan Sam dan Arab Saudi harus dilakukan langsung antara dirinya dan Raja Salman dan tidak dengan MBS.


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Apa Saudi? Raja Salman Sembunyi di Istana Gurun 482 Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular