
Indonesia Punya Utang Tersembunyi ke China, Berapa Nilainya?

Pandemi Covid-19 yang masih menghantui menjadi ancaman besar bagi beberapa negara. Sebagian negara bahkan mengambil langkah untuk memperbesar utang luar negerinya dalam menangani pandemi.
Melihat fenomena ini, Martin Raiser, direktur negara Bank Dunia untuk China, meminta agar negara-negara peminjam utang agar memberikan keringanan utang kepada negara-negara yang menghadapi utang. Hal ini untuk membantu akselerasi ekonomi global.
"Dunia menghadapi gelombang utang baru, yang telah menumpuk bahkan sebelum pandemi," katanya dalam wawancara eksklusif baru-baru ini kepada China Daily dikutip Rabu, (15/12/2021).
Raiser menyebut bahwa utang luar negeri diprediksi akan terus bertambah. Pasalnya bantuan likuiditas yang sempat diberikan oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) dirasa tidak mencukupi dalam menghadapi permasalahan kesehatan dan ekonomi selama pandemi.
"Tindakan lebih lanjut, termasuk pengurangan nilai sekarang bersih dalam beban utang negara-negara yang paling rentan diperlukan. Karena utang suatu negara sering dipegang oleh banyak kreditur, penghapusan utang memerlukan koordinasi," tambahnya.
Lebih lanjut, Raiser menyebut China sebagai salah satu negara peminjam dana telah menyambut baik usulan ini. Hal ini dibuktikan oleh seruan Beijing kepada negara-negara peminjam lainnya untuk menggunakan cara-cara seperti penangguhan utang dan bantuan pembangunan untuk membantu negara-negara berkembang.
"China adalah penyumbang terbesar ke-6 untuk Asosiasi Perkembangan Internasional (IDA). China telah mengisyaratkan dukungan kuat yang berkelanjutan untuk IDA. Ini akan memberikan kontribusi penting bagi kebutuhan negara-negara berpenghasilan rendah saat ini," ujarnya lagi.
(mij/mij)[Gambas:Video CNBC]