Dirut Sebut Utang PLN Turun Rp 20 Triliun dalam 2 Tahun

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
15 December 2021 14:55
Dirut PLN Darmawan Prasodjo dalam acara penghargaan CNBC Indonesia Award 2021 dengan tema
Foto: Dirut PLN Darmawan Prasodjo dalam acara penghargaan CNBC Indonesia Award 2021 dengan tema "Kebangkitan Ekonomi Indonesia 2022" (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) berhasil menurunkan utang sebesar Rp 20 triliun menjadi Rp 430 triliun dari Rp 450 triliun selama dua tahun terakhir ini.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. Darmawan mengatakan, penurunan utang ini berkat dilakukannya proaktif manajemen perseroan. Meski permintaan listrik pada 2020 sempat anjlok karena adanya pandemi Covid-19, tapi dengan manajemen yang baik menurutnya ini bisa berdampak pada pengurangan utang perseroan.

"Selama dua tahun ini, kami melakukan proactive gate management, yaitu bisa mengurangi utang kami yang tadinya Rp 450 triliun, turun menjadi Rp 430 triliun," tuturnya saat ditemui CNBC Indonesia pada ajang CNBC Indonesia Award 2021, Selasa (14/12/2021).

Meski pada 2020 permintaan listrik anjlok alias minus di atas 1% karena adanya pandemi, namun menurutnya kini kondisi semakin terkendali dan pertumbuhan konsumsi listrik masyarakat juga berangsur pulih.

"Demand listrik saat ini sudah berangsur pulih, kondisi Covid yang mulai terkendali, kegiatan ekonomi mulai menggeliat, pertumbuhan demand listrik juga kembali seperti semula, sehingga dalam posisi Covid, kondisi keuangan PLN makin membaik," paparnya.

Dia mengatakan, perseroan juga terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan konsumsi listrik masyarakat, antara lain melalui program elektrifikasi di sektor pertanian (electrifying agriculture), kendaraan listrik, kompor listrik/ induksi, dan lainnya.

"Kami juga membangun strategi, yaitu electrifying agriculture di sektor pertanian yang tadinya banyak menggunakan diesel, BBM, sekarang sudah menggunakan listrik yang tentu saja lebih hemat dan lebih bersih," tambah Darmawan.

Selain itu, PLN juga mengambil langkah-langkah meningkatkan permintaan listrik dengan mengakuisisi pembangkit listrik yang dimiliki industri atau captive power. Sebelumnya, banyak industri yang tadinya menggunakan pembangkit sendiri, namun saat ini beralih menjadi menggunakan listrik dari PLN.

"2021 tantangannya luar biasa, tetapi semuanya satu per satu bisa kami selesaikan. Tahun yang luar biasa," pungkasnya.

Seperti diketahui, hingga kuartal III 2021, PLN membukukan pendapatan sebesar Rp 212,8 triliun (unaudited), naik 4% dari Rp 204,7 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi menuturkan, pencapaian kinerja positif perseroan ini ditunjang sejumlah langkah inovasi dan efisiensi yang dijalankan perusahaan melalui program transformasi PLN.

Hal ini membuat PLN sukses meningkatkan penjualan tenaga listrik dan menjaga Beban Pokok Penyediaan (BPP) tetap stabil. Ditambah faktor eksternal berupa apresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing seiring dengan membaiknya perekonomian nasional.

"Sejumlah strategi perseroan untuk meningkatkan penjualan tenaga listrik dan efisiensi operasional terbukti mampu mengerek kinerja perseroan pada triwulan III-2021," ungkap Agung dalam keterangan resmi perseroan, Kamis (11/11/2021).

Dia mengatakan, dari sisi BPP tenaga listrik, keberhasilan efisiensi dengan program transformasi yang dijalankan PLN sejak awal 2020 juga memberikan dampak positif bagi perusahaan.

Realisasi BPP triwulan III-2021 menurun sebesar 1% atau setara dengan Rp10 per kilo Watt hour (kWh) dari semula sebesar Rp 1.355 per kWh di triwulan-III 2020 menjadi Rp 1.345 per kWh.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Utang Jumbo, Ini PR PLN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular