Luhut Dinobatkan Jadi Menteri Terbaik Tahun Ini

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
14 December 2021 21:20
Luhut Binsar Panjaitan mendapatkan penghargaan sebagai The Best Minister dalam acara penghargaan CNBC Indonesia Award 2021. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Luhut Binsar Panjaitan mendapatkan penghargaan sebagai The Best Minister dalam acara penghargaan CNBC Indonesia Award 2021. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Media ekonomi terbesar dan terintegrasi CNBC Indonesia menggelar malam puncak CNBC Indonesia Awards 2021, sebagai bentuk apresiasi bagi korporasi atau badan usaha dan individu inspiratif dalam memimpin perusahaannya, serta kontribusi besarnya untuk perekonomian Indonesia.

Salah satu kategori yang diberikan yakni The Best Minister, kepada tokoh menteri dan setingkat menteri yang dinilai memiliki kiprah yang paling penting dalam percepatan pemulihan perekonomian nasional. Penghargaan The Best Minister diberikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan.

"Saya ucapkan terima kasih atas penghargaan CNBC Indonesia kepada saya. Sebenarnya penghargaan ini adalah untuk semua yang bekerja berada pada garda depan pandemi selama ini . Saya bersaksi mereka adalah pahlawan yang tidak bisa disebut satu satu dari yang terbawah sampai atas," kata Luhut dalam sambutannya, Selasa (14/12/2021).

Di masa kepemimpinan Jokowi, reformasi besar-besaran dalam bidang pajak, birokrasi hingga perbaikan iklim usaha menjadi prioritas utama. Seiring dengan berjalannya reformasi yang dilakukan, investasi asing diharapkan membanjiri RI dan menjadi motor penggerak ekonomi.

Luhut sejak tahun lalu tercatat intens menarik investasi asing melalui negosiasi langsung. Di awal September 2020, dia bertemu dengan orang terkaya Australia Andrew Forest selaku pendiri perusahaan bijih besi. Hasilnya, Indonesia mengantongi Letter of Intent/LOI terkait kesepakatan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.

Lobi-lobi tersebut kemudian dilanjutkan pada awal Oktober tahun lalu. Pria kelahiran 28 September 1947 tersebut diutus oleh Presiden Jokowi guna menemui Menlu China, Wang Yi. Pertemuan tersebut membahas soal Kerjasama perdagangan dan investasi di bidang kesehatan, vaksin, pendidikan dan riset serta e-commerce.

Setelah bertolak dari China, lawatan dilanjutkan ke Gedung Putih pada 15-19 Oktober. Di AS, Luhut gencar melakukan lobi dengan investor agar mau menanamkan modalnya ke Indonesia. Hasilnya, International Development Finance Corporation (IDFC) menyiapkan US$ 2 miliar (Rp 14 triliun) untuk berinvestasi di Indonesia lewat Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia.

Tidak berhenti di situ, Luhut dan Menteri BUMN Erick Thohir juga berkunjung ke Jepang. Dalam kunjungan tersebut duet Luhut-Erick sukses mengantongi dukungan dari Bank Kerja Sama Internasional Jepang (JBIC) sebesar US$ 4 miliar atau setara dengan Rp 57 triliun untuk LPI.

Terakhir yang paling fantastis, dia bertolak ke Timur Tengah untuk bertemu dengan Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) dan menawarkan proyek investasi bernilai jumbo untuk menggarap proyek kilang Pertamina dengan nilai mencapai US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 280 triliun.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 3 Strategi Bank Jateng Terus Tumbuh di Tengah Pandemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular