Internasional

Ekuador Tiba-tiba Batalkan Semua Kontrak Minyak, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 14/12/2021 19:21 WIB
Foto: Ilustrasi REUTERS / Charles Mostoller

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Ekuador mengumumkan akan memberlakukan force majeure kepada seluruh kontrak-kontrak penggalian dan ekspor-impor minyak ke negara itu. Hal ini dikarenakan ancaman erosi tanah yang meluas seiring dengan aktivitas perminyakan.

Mengutip Al Jazeera, Quito menyebut bahwa klausul tersebut mulai diberlakukan pada Minggu, (12/12/2021). Negara itu juga meminta agar sistem Pipa Trans-Ekuador, Pipa Minyak Mentah Berat, serta pipa produk minyak bumi Shushufindi-Quito, ditutup.

"Klausul tersebut, yang digunakan untuk menghapus tanggung jawab karena gagal memenuhi kontrak jika terjadi bencana, mulai berlaku pada hari Minggu," tulis keterangan web produsen minyak milik negara Petroecuador dikutip Selasa, (14/12/2021).


Hal ini menjadi tamparan baru bagi negara Amerika Selatan itu. Pasalnya pemerintahan Presiden Guillermo Lasso sedang menargetkan produksi minyak Ekuador dapat menembus hampir 1 juta barel per hari dari yang saat ini berjumlah 482 ribu barel.

Erosi tanah Ekuador semakin meningkat sejak pembangkit listrik tenaga air Coca-Codo Sinclair pada 2016 lalu. Erosi tanah di wilayah itu juga sempat menimbulkan longsor pada 2020 lalu yang memutuskan dua jalur pipa minyak mentah dan memicu pemotongan produksi hingga 60%.

Sementara itu, Petroecuador sedang membuat jalan pintas darurat untuk menghindari lokasi yang terkena dampak erosi tanah. Lebih lanjut, perusahaan itu mengaku meski ada pembatalan force majeure dan pembangunan pipa darurat, pihaknya masih memiliki pasokan yang mencukupi untuk suplai domestik.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Sebut Produksi Migas Blok Cepu Tambah 30 Ribu Bph