Internasional

Catat! 2 Dosis Vaksin Ini Masih Kurang Ampuh Lawan Omicron

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 December 2021 16:05
FILE PHOTO: Vials labelled
Foto: Vaksin Covid-19 (REUTERS/Dado Ruvic)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian terbaru mengenai efikasi vaksin Covid-19 terhadap varian Omicron baru saja dirilis. Dalam penelitian itu ilmuwan menemukan dua dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Pfizer-BionTech ternyata masih kurang efektif dalam menangkal varian terbaru ini.

Riset itu diadakan Universitas Oxford dan dirilis pada Senin, (13/12/2021). Riset dilakukan dengan menguji sampel darah subjek selama 28 hari, setelah dosis kedua disuntik.

Setelah melihat dan membandingkannya dengan kelompok yang telah mendapatkan kekebalan, ilmuwan menyimpulkan suntikan ketiga alias booster bisa meningkatkan kekebalan terhadap Omicron yang memiliki kemampuan penularan tinggi itu.

"Ketika Omicron diperkenalkan pada sampel tersebut, para ilmuwan melaporkan penurunan substansial dalam antibodi penetral yang melawan Covid dibandingkan dengan respons imun yang terlihat terhadap varian sebelumnya," tulis peneliti dikutip CNBC International.

Makalah penelitian juga mencatat bahwa beberapa penerima vaksin gagal menetralisir virus sama sekali. Ini kemungkinan akan menyebabkan peningkatan infeksi pada individu yang sebelumnya terinfeksi (reinfeksi) atau divaksinasi ganda, yang dapat mendorong peningkatan kasus.

"Meskipun saat ini tidak ada bukti peningkatan potensi untuk menyebabkan penyakit parah, rawat inap atau kematian," lanjut penulis penelitian lagi.

Kepala Divisi Ilmu Kedokteran Oxford yang juga penulis utama riset, Gavin Screaton, mengatakan pesan mereka adalah meminta semua orang menerima booster. Ia meminta semua orang tetap berhati-hati karena penularan yang tinggi bisa meningkatkan kasus signifikan dan membebani fasilitas kesehatan.

"Vaksinasi menginduksi banyak lengan sistem kekebalan kita, termasuk menetralkan antibodi dan sel-T," tambah rekan penulisnya dalam siaran pers sama, seorang profesor vaksinologi di Universitas Oxford Teresa Lambe.

"Data efektivitas dunia nyata telah menunjukkan kepada kita bahwa vaksin terus melindungi terhadap penyakit parah dari "varian of concern" sebelumnya (seperti Delta). Cara terbaik untuk melindungi kita di masa depan dalam pandemi ini adalah dengan menyiapkan vaksin."

Sebelumnya kemarin, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengkonfirmasi setidaknya satu pasien Covid-19 di rumah sakit Inggris telah meninggal setelah tertular Covid-19 varian baru Omicron. Inggris sendiri mencatat kenaikan kasus harian rata-rata, 50.000, tertinggi sejak Januari.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Riset: Omicron Turunkan Antibodi Penerima Vaksin Pfizer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular