
WHO Beberkan Masalah yang Bikin Pandemi Covid Belum Berakhir

Bali, CNBC Indonesia - Seluruh dunia saat ini tengah melaksanakan program vaksinasi Covid-19 untuk menghentikan pandemi.
Di tengah merebaknya virus corona varian Omicron, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta agar kesenjangan finansial dalam penanganan pandemi bisa diselesaikan.
Senior Advisor of the Director General WHO Bruce Aylward mengungkapkan dalam hal vaksinasi, yang harus diperhatikan adalah terkait informasi-informasi yang beredar tentang pelaksanaan vaksin.
Sehingga, menurut Aylward, seberapa efektif vaksin saat ini untuk melawan mutasi varian baru virus corona, itu bukan lah pertanyaan yang seharusnya ditanyakan. Namun, lebih ditekankan agar negara-negara di dunia bisa menghindari kesenjangan vaksinasi Covid-19.
"Dalam hal vaksin, pertanyaannya bukan tentang vaksin bekerja atau tidak (melawan mutasi virus corona). Kami belum mengetahuinya secara pasti."
"Yang penting adalah varian barunya memberitahu kita bahwa virus ini terkendali dan itu mendesak untuk segera dibahas," kata Aylward kepada awak media di Bali, dikutip Sabtu (11/12/2021).
Oleh karena itu Aylward meminta Presidensi G20 Indonesia untuk dapat membahas mengenai financial gap atau kesenjangan finansial dalam penanganan pandemi dengan menyediakan dana sebesar US$ 23 miliar.
Aylward mengatakan dana itu akan digunakan untuk menutup kesenjangan pembiayaan yang selama ini terjadi sehingga menyebabkan upaya pemulihan yang tidak merata antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah.
"Ini membutuhkan investasi US$ 23 miliar untuk akselerator tahun ini. Itu investasi yang mendesak dan krusial yang perlu ditangani oleh G20 dibawah kepemimpinan Indonesia di masa presidensinya," ujarnya.
Dana, kata Aylward digunakan agar negara-negara berpenghasilan rendah di seluruh dunia mampu mendapatkan tingkat pengujian, tingkat vaksinasi dan tingkat pengobatan Covid-19 dengan standar yang cukup tinggi.
Hal itu harus diwujudkan mengingat saat ini kesenjangan penanganan pandemi terutama distribusi vaksin masih sangat terasa bagi negara berpenghasilan rendah.
Banyak negara berpenghasilan rendah yang memiliki tingkat vaksinasi di bawah 40% dari populasinya padahal arahan dari WHO vaksinasi dosis kedua harus mencapai 40% dari total penduduk akhir tahun ini.
"Negara-negara terlemah adalah tempat virus akan mengambil keuntungan untuk kembali menyebabkan masalah baru," ujarnya.
Menurutnya, pemulihan ekonomi tidak akan terjadi selama dunia masih memiliki kesenjangan dalam merespon dan menangani Covid-19.
Aylward juga mengatakan dunia tidak akan memiliki pertumbuhan berkelanjutan berjangka panjang tanpa memperbaiki kesenjangan dalam kapasitas mengelola Covid-19
WHO meyakini negara anggota G20 bisa menyediakan dana sebesar US$ 23 miliar, mengingat negara-negara yang menjadi anggota memiliki kontribusi besar dalam perekonomian dunia.
"Kedengarannya seperti banyak uang US$ 23 miliar, tapi itu lebih sedikit di negara berpenghasilan tinggi. Kami membutuhkan investasi internasional itu jika kami ingin mengelola krisis ini," ujarnya.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Ini yang Bikin WHO Takut Cabut Status Pandemi Covid