
Myanmar Membara Lagi, Kota Metropolitan Sepi bak 'Kuburan'
Demo antikudeta junta Myanmar kembali terjadi. Kali ini warga melakukan protes 'diam', menyerukan orang-orang untuk tinggal di rumah dan menutup bisnis.

Jalan-jalan terlihat kosong saat penduduk Yangon, Myanmar, melakukan aksi protes "pemogokan senyap", Jumat (10/12/2021). (Reuters)

Aktivis menyerukan orang-orang untuk tinggal di rumah dan menutup bisnis. Ini untuk memprotes pengambilalihan militer Myanmar yang menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi, sejak Februari lalu. (Reuters)

Demonstran antikudeta Myanmar mencoba taktik baru yang mereka sebut pemogokan 'diam'. Sejak kudeta terjadi ratusan orang tewas dan lainnya ditangkap junta militer. (Reuters)

Foto-foto yang diterbitkan oleh media Myanmar menunjukkan jalan-jalan dan pasar yang sepi di kota-kota di seluruh negeri. Sementara pengunjuk rasa di kota utara Shwebo mengenakan pakaian hitam dan berbaris dalam diam. (AP Photo)

"Kita perlu mengirim pesan ke dunia tentang pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan di Myanmar," kata pemimpin protes Khin Sandar kepada media. (Reuters)

"Diam adalah teriakan paling keras. Kami ingin hak kami kembali. Kami ingin revolusi. Kami mengungkapkan kesedihan untuk pahlawan kami yang gugur," katanya. (Reuters)

Myanmar telah berada dalam krisis sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, menangkap Suu Kyi dan sebagian besar pejabat pemerintahannya. (AP Photo)

Pada hari Minggu (5/12/2021) pasukan keamanan Myanmar yang berada dalam sebuah truk menabrak demonstran di ibu kota komersial Yangon. Kejadian itu menewaskan sedikitnya lima orang. (AP Photo)