ConocoPhillips Bakal Hengkang dari RI, Ini Reaksi SKK Migas

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 December 2021 15:10
FILE - This Feb. 9, 2016, file photo shows an ice-covered ConocoPhillips sign at a drilling site in Nuiqsut, Alaska. ConocoPhillips is buying shale producer Concho Resources in an all-stock deal valued at $9.7 billion. The companies said Monday, Oct. 19, 2020, that the combined business will be the largest independent oil and gas company, with pro forma production of more than 1.5 million barrels of oil equivalent per day.  (AP Photo/Mark Thiessen, File)
Foto: AP/Mark Thiessen

Jakarta, CNBC Indonesia - ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd (CIHL), unit perusahaan minyak dan gas bumi (migas) berbasis di Houston, Amerika Serikat, mengumumkan akan menjual seluruh sahamnya kepada PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

CIHL memegang 100% saham di ConocoPhillips (Grissik) Ltd (CPGL) dan 35% saham di Transasia Pipeline Company Pvt Ltd. CPGL adalah operator dari blok gas Corridor (Corridor PSC), Sumatera Selatan, dengan kepemilikan hak partisipasi 54% di Blok Corridor ini.

Pelepasan saham ke Medco ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan Medco untuk mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL) dari Phillips International Investment Inc., yang merupakan anak perusahaan dari ConocoPhillips, Rabu (08/12/2021).

Dengan dilepaskannya seluruh saham di Blok Corridor ini, maka artinya ConocoPhillips tak lagi menjadi operator atau pun mengelola blok migas di Indonesia, baik blok produksi maupun eksplorasi.

Lantas, bagaimana reaksi dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) selaku regulator hulu migas di Tanah Air menanggapi kabar ini?

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara pun angkat bicara perihal ini. Dia mengatakan bahwa pihaknya belum mendapatkan informasi resmi dari ConocoPhillips maupun Medco terkait transaksi jual beli saham ini. Dirinya pun baru mendengar hal ini dari media massa.

"Saya tahu dari media juga, belum ada surat resmi ke SKK mengenai penjelasan skema transaksi ini," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/12/2021).

Namun demikian, dia mengakui, bila ConocoPhillips benar menjual seluruh sahamnya kepada Medco, terutama di Blok Corridor ini, maka operator Blok Corridor ini tentunya juga akan berpindah ke Medco dan ConocoPhillips tidak lagi memiliki aktivitas hulu migas di Indonesia.

"Kalau baca di media, Medco membeli perusahaan ConocoPhillips yang asetnya di wilayah kerja tersebut (Blok Corridor), artinya kepemilikan saham ConocoPhillips berpindah. Otomatis, kalau kepemilikan berubah, efektif setelah transaksi tersebut, operatornya juga berubah (bukan ConocoPhillips lagi)," tuturnya.

"Kalau sudah dijual, ya nggak ada lagi aktivitas mereka (di Indonesia)," tegasnya.

Berdasarkan laporan tahunan ConocoPhillips 2020, ConocoPhillips hanya mengoperasikan dua blok migas atau hanya memiliki dua kontrak blok migas (PSC), yakni Blok Corridor di Sumatera Selatan dan Blok Kualakurun di Kalimantan Tengah. Adapun blok migas yang sudah berproduksi yaitu Blok Corridor.

Sementara Blok Kualakurun yang termasuk dalam kategori blok eksplorasi disebutkan akan dikembalikan ke pemerintah. ConocoPhillips memperoleh kontrak pengelolaan Blok Kualakurun ini pada 2015 dengan periode eksplorasi selama enam tahun. Perusahaan migas AS ini telah menyelesaikan komitmen kerja pasti pada 2017, termasuk pemetaan satelit dan seismik 2D 740 km. Namun sayangnya, setelah melakukan evaluasi, pihaknya dan kontraktor lain di blok ini memutuskan untuk mengembalikan blok ini kepada pemerintah.

Benny pun membenarkan hal ini. Dia mengatakan bahwa Blok Kualakurun telah diterminasi atau diputus kontraknya.

"Iya Blok Kualakurun statusnya sudah terminasi," ungkapnya.

Blok Corridor sendiri sebenarnya termasuk blok gas yang produktif. Berdasarkan data SKK Migas hingga 30 September 2021, produksi gas dari Blok Corridor yang dioperasikan ConocoPhillips (Grissik) Ltd ini merupakan penghasil gas terbesar kedua nasional, setelah Blok Berau yang dioperasikan BP Berau Ltd di Papua.

Berdasarkan data SKK Migas, realisasi produksi gas dari Blok Corridor hingga kuartal III 2021 ini tercatat mencapai 995 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan realisasi salur gas (lifting) mencapai 831 MMSCFD, lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar 780 MMSCFD.

Selain melepas Blok Corridor, ConocoPhillips juga melepas kepemilikan saham di jaringan pipa gas yang menyalurkan gas ke Sumatera Tengah, Batam, hingga Singapura melalui TransAsia.

Perlu diketahui, ConocoPhillips memiliki 35% saham di konsorsium kepemilikan pipa gas yang memiliki 40% kepemilikan di PT Transportasi Gas Indonesia yang memiliki dan mengoperasikan pipa gas dari Grissik ke Duri dan dari Grissik ke Singapura.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nambah Lagi, Perusahaan Migas Asing Sinyal Hengkang dari RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular