Hengkang dari Proyek RI, ConocoPhillips Lebih Pilih Australia

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
09 December 2021 13:40
In a Thursday, April 19, 2012 photo, the ConocoPhillips refinery is seen in Trainer, Pa.  ConocoPhillips on Monday, April 23, 2012 reported first-quarter earnings of $2.9 billion, compared with first-quarter 2011 earnings of $3.0 billion. Excluding $330 million of special items, first-quarter 2012 adjusted earnings were $2.6 billion. Special items were primarily related to gains on asset dispositions, partially offset by impairments and repositioning costs.  (AP Photo/Alex Brandon)
Foto: AP/Alex Brandon

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas) ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd (CIHL) memilih untuk hengkang dari wilayah kontrak migas atau Production Sharing Contract (PSC) Corridor, Sumatera Selatan.

CIHL memilih untuk menjual kepemilikan 100% sahamnya kepada perusahaan swasta nasional PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

Secara bersamaan dengan akuisisi saham itu, ConocoPhillips justru lebih memilih Australia ketimbang Indonesia.

ConocoPhillips menjual asetnya di Indonesia senilai US$ 1,355 miliar untuk menambah kepemilikan saham di Australia Pacific LNG (APLNG) sebesar 10% dari Origin Energy. Dengan begitu, total kepemilikan aset ConocoPhillips di Origin energy mencapai US$ 1,645 miliar.

"Kawasan Asia Pasifik memainkan peran penting dalam keunggulan diversifikasi kami sebagai E&P independen dan dua transaksi ini meningkatkan keunggulan itu dengan menurunkan tingkat penurunan agregat kami dan mendiversifikasi bauran produk kami," kata CEO ConocoPhillips Ryan Lance dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (9/12/2021).

Untuk diketahui, bahwa anak perusahaan ConocoPhillips saat ini memegang 37,5% saham APLNG dan akan memiliki sebanyak 47,5% setelah penutupan kesepakatan, diharapkan kesepakatan penambahan saham itu rampung pada kuartal pertama tahun 2022.

Adapun untuk produksi ConocoPhillips dari APLNG pada tahun 2020 mencapai 114 ribu barel setara minyak per hari (boepd), dengan produksi utama berupa gas alam sebesar 684 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), berdasarkan kepemilikan hak partisipasi 37,5% .

Sementara sebagai perbandingan, aset yang dijual oleh ConocoPhillips di Indonesia yakni PSC Corridor hanya menghasilkan sekitar 50 ribu barel setara minyak per hari (boepd), dengan produksi utama gas alam setara dengan 290 MMSCFD, berdasarkan hak partisipasi ConocoPhillips sebesar 54%.

Di Indonesia, ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd merupakan pemegang 100% saham di Conocophillips Grisik Ltd (CPGL) dan 35% saham di Transasia Pipeline Company Pvt. Ltd. (Transasia). Yang mana, CPGL adalah Operator dari Corridor PSC dengan kepemilikan 54% working interest.

Direktur Utama MEDC, Hilmi Panigoro menyampaikan, bahwa transaksi akuisisi saham ConocoPhillip itu diharapkan selesai pada kuartal I-2022, dengan mengikuti persyaratan yang berlaku umum serta persetujuan para pemegang saham di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diadakan sesuai jadwal.

Sebagai informasi, berdasarkan data SKK Migas, realisasi produksi gas dari Blok Corridor hingga kuartal III 2021 ini tercatat mencapai 995 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan realisasi salur gas (lifting) mencapai 831 MMSCFD, lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar 780 MMSCFD.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ConocoPhillips Bakal Hengkang dari RI, Ini Reaksi SKK Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular