
Nambah Lagi, Perusahaan Migas Asing Sinyal Hengkang dari RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan datang dari ConocoPhillips Indonesia, unit perusahaan minyak dan gas bumi (migas) berbasis di Houston, Amerika Serikat. ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd (CIHL) melepas seluruh sahamnya kepada PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
CIHL memegang 100% saham di ConocoPhillips (Grissik) Ltd (CPGL) dan 35% saham di Transasia Pipeline Company Pvt Ltd. CPGL adalah operator dari blok gas Corridor (Corridor PSC), Sumatera Selatan, dengan kepemilikan hak partisipasi 54% di Blok Corridor ini.
Pelepasan saham ke Medco ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan Medco untuk mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL) dari Phillips International Investment Inc., yang merupakan anak perusahaan dari ConocoPhillips, kemarin, Rabu (08/12/2021).
Dengan dilepaskannya seluruh saham di Blok Corridor ini, maka artinya ConocoPhillips tak lagi menjadi operator atau pun mengelola blok migas di Indonesia, baik blok produksi maupun eksplorasi.
Berdasarkan laporan tahunan ConocoPhillips 2020, ConocoPhillips hanya mengoperasikan dua blok migas atau hanya memiliki dua kontrak blok migas (PSC), yakni Blok Corridor di Sumatera Selatan dan Blok Kualakurun di Kalimantan Tengah. Adapun blok migas yang sudah berproduksi yaitu Blok Corridor.
Sementara Blok Kualakurun yang termasuk dalam kategori blok eksplorasi disebutkan akan dikembalikan ke pemerintah. ConocoPhillips memperoleh kontrak pengelolaan Blok Kualakurun ini pada 2015 dengan periode eksplorasi selama enam tahun. Perusahaan migas AS ini telah menyelesaikan komitmen kerja pasti pada 2017, termasuk pemetaan satelit dan seismik 2D 740 km. Namun sayangnya, setelah melakukan evaluasi, pihaknya dan kontraktor lain di blok ini memutuskan untuk mengembalikan blok ini kepada pemerintah.
Blok Corridor sendiri sebenarnya termasuk blok gas yang produktif. Berdasarkan data SKK Migas hingga 30 September 2021, produksi gas dari Blok Corridor yang dioperasikan ConocoPhillips (Grissik) Ltd ini merupakan penghasil gas terbesar kedua nasional, setelah Blok Berau yang dioperasikan BP Berau Ltd di Papua.
Berdasarkan data SKK Migas, realisasi produksi gas dari Blok Corridor hingga kuartal III 2021 ini tercatat mencapai 995 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan realisasi salur gas (lifting) mencapai 831 MMSCFD, lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar 780 MMSCFD.
Selain melepas Blok Corridor, ConocoPhillips juga melepas kepemilikan saham di jaringan pipa gas yang menyalurkan gas ke Sumatera Tengah, Batam, hingga Singapura melalui TransAsia.
Perlu diketahui, ConocoPhillips memiliki 35% saham di konsorsium kepemilikan pipa gas yang memiliki 40% kepemilikan di PT Transportasi Gas Indonesia yang memiliki dan mengoperasikan pipa gas dari Grissik ke Duri dan dari Grissik ke Singapura.
Sebelumnya, Roberto Lorato, CEO Medco Energi, mengatakan bahwa, "Transaksi ini melanjutkan rekam jejak MedcoEnergi dalam memberikan nilai tambah melalui akuisisi dan sesuai dengan strategi Perubahan Iklim kami. Akuisisi ini akan semakin memperkuat posisi MedcoEnergi di Asia Tenggara dan akan menghasilkan sinergi yang kuat dengan wilayah kerja kami di Sumatra. Kami siap menyambut seluruh pekerja berkualitas dari Corridor PSC untuk bergabung ke dalam grup MedcoEnergi."
Transaksi ini diharapkan selesai pada Q1 2022, dengan mengikuti persyaratan yang berlaku umum serta persetujuan para pemegang saham di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diadakan sesuai jadwal.
Hilmi Panigoro, Direktur Utama mengatakan, "Akuisisi Corridor sesuai dengan strategi kami yakni memiliki dan mengembangkan aset berkualitas tinggi serta menghasilkan arus kas positif. Untuk seluruh operasi, kami berkomitmen untuk tetap menjaga standar keselamatan kerja yang tinggi, pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial. Akuisisi ini akan memperkuat posisi MedcoEnergi sebagai perusahaan energi dan sumber daya alam independen terkemuka di Indonesia dan memperkuat komitmen kami dalam pembangunan nasional."
Setelah Transaksi, proforma pedoman MedcoEnergi tahun 2022 untuk segmen minyak & gas adalah produksi 155 ribu barel setara minyak (boepd), belanja modal US$ 275 juta dan biaya kas per unit di bawah US$10/boe.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hengkang dari Proyek RI, ConocoPhillips Lebih Pilih Australia
