AP1 Terlilit Utang Rp 35 T, Ini Kata Anak Buah Erick Thohir

Lidya Julita Kembaren, CNBC Indonesia
Selasa, 07/12/2021 19:35 WIB
Foto: Arya Sinulingga (Dok.BUMN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Angkasa Pura I dikabarkan menanggung beban utang yang tinggi mencapai Rp 35 triliun dan bisa meningkat menjadi Rp 38 triliun, yang akan membuat keuangan perusahaan semakin berat.

Namun Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, mengatakan tidak perlu khawatir karena proses restrukturisasi yang dilakukan AP I sudah berjalan baik. Sehingga tahun depan kondisinya bisa lebih baik.

"Pendapatan mereka sudah bisa nutupin biaya operasional, tahun depan itu sudah ada untuk meski masih terbeban akibat hutang bunga dan depresiasi hutang pokok. Makanya kita tarik mundur restrukturisasi," katanya dalam Evening Up, CNBC Indonesia, Selasa (7/12/2021).


"Keberhasilannya tahun depan AP sudah mulai dapat untung lagi. Kalo dibilang parah banget dengan kalo ini ketika mampu restrukturisasi kondisinya berubah karena biaya yang ada saat ini menutupi operasi," tambahnya.

Arya memberpkirakan AP I masih dapat untung mencapai Rp 1,45 triliun dengan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai Rp 3,9 - 4 triliun. Jadi AP mampu lepas dari kondisi saat ini.

"Kalau pun kondisi corona makin parah juga masih bisa lega karena operasional masih bisa nutupin. Jadi kita optimis untuk itu," katanya.

Selain itu Arya menjelaskan kondisi membengkaknya beban utang AP I ini disebabkan pengembangan bandara yang dilakukan karena waktu itu kapasitas bandara sudah melebihi jumlah penumpang.

Apesnya, adanya pandemi juga membuat operasional bandara tertekan. Bahkan kondisi penumpang pesawat saat itu bisa drop mencapai 20% - 30%.

"Enggak ada yang tahu kondisi pandemi sehingga mereka kena depresiasi karena ada pinjaman penagihan untuk bayar utangnya. Di sinilah kawan ini mulai terasa berat, tapi sudah ada langkah restrukturisasi supaya bunga hutang, hutang pokok, dan akibat depresiasi ditarik mundur," jelasnya.

AP I sendiri berencana mendapatkan tambahan dana dari restrukturisasi dari aset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional, simplifikasi organisasi, penundaan investasi dan mendorong pendapatan baru dari anak usaha.

Adapun target tambahan hasil restrukturisasi ini mencapai Rp 3,8 triliun, dengan nilai efisiensi biaya sebesar Rp 704 miliar dan perolehan dari fund rising mencapai Rp 3,5 triliun.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Proyektil Hantam Bandara Mehrabad Iran, Api Berkobar Hebat