Internasional

Lagi Diserang Hebat Covid, Eropa Masih Ribut Kewajiban Vaksin

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 December 2021 20:49
People lineup to get on the Air France flight to Paris at OR Tambo's airport in Johannesburg, South Africa', Friday Nov. 26, 2021. A slew of nations moved to stop air travel from southern Africa on Friday in reaction to news of a new, potentially more transmissible COVID-19 variant that has been detected in South Africa. Scientists say it is a concern because of its high number of mutations and rapid spread among young people in Gauteng, the country's most populous province. (AP Photo/Jerome Delay) Foto: AP/Jerome Delay

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa memperingatkan agar pemerintah tidak mewajibkan vaksin Covid kepada masyarakat, meski kasus infeksi semakin tinggi di banyak negara.

Pembicaraan ini muncul setelah semakin banyak negara di Eropa, termasuk Jerman, memperdebatkan wajib vaksin Covid-19. Ini muncul setelah Austria mengumumkan pada November akan mewajibkan vaksinasi mulai 1 Februari 2022, yang memicu protes besar.

"Mandat seputar vaksinasi adalah pilihan terakhir yang mutlak dan hanya berlaku ketika semua opsi yang layak untuk meningkatkan penyerapan vaksinasi telah habis," kata direktur WHO Eropa Hans Kluge kepada wartawan, Selasa (7/12/2021), dikutip dari AFP.

"Efektivitas mandat sangat spesifik konteksnya," kata Kluge, menambahkan bahwa kepercayaan publik dan kepercayaan pada pihak berwenang perlu dipertimbangkan.

"Apa yang dapat diterima di satu masyarakat dan komunitas mungkin tidak efektif dan dapat diterima di masyarakat lain."

Tidak hanya itu, Kluge juga mendesak perlindungan yang lebih baik terhadap Covid bagi anak-anak yang kasusnya kian tinggi. Otoritas kesehatan regional di blok tersebut mencatat bahwa jumlah kasus telah meningkat di semua kelompok umur. Tingkat tertinggi saat ini diamati pada kelompok usia lima hingga 14 tahun.

"Bukan hal yang aneh saat ini untuk melihat insiden dua hingga tiga kali lebih tinggi di antara anak-anak daripada di populasi rata-rata," kata Kluge dalam konferensi pers.

"Risiko kesehatan melampaui anak-anak itu sendiri," tambah Kluge, mencatat bahwa anak-anak berisiko menularkan infeksi kepada orang tua dan kakek-nenek di rumah.

Peningkatan ventilasi dan penggunaan masker harus menjadi standar di semua sekolah dasar sebagai bagian dari lingkungan belajar yang aman, sambil menghindari penutupan sekolah dan pembelajaran jarak jauh.

"Vaksinasi anak harus didiskusikan dan dipertimbangkan secara nasional," tambah Kluge.

Wilayah Eropa WHO terdiri dari 53 negara dan wilayah, dan termasuk beberapa di Asia Tengah.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kasus Corona RI Melandai, 5 Provinsi Ini Penyumbang Terbanyak


(tfa/tfa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading