Internasional

Panas! Biden Ancam 'Hajar' Putin Sanksi, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
07 December 2021 07:40
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6/2021) waktu setempat. (AP/Patrick Semansky)
Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6/2021) waktu setempat. (AP/Patrick Semansky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan peringatan serius kepada Rusia. Biden dilaporkan mengancam Negeri Beruang Putih itu dengan sanksi tegas bila Moskow melakukan serangan terhadap Ukraina.

Mengutip CNBC International, seorang pejabat yang mengetahui hal itu menyebut Gedung Putih sangat marah dengan aksi Moskow, yang terus menerus melakukan mobilisasi pasukan ke wilayah Krimea. Wilayah itu sendiri sebenarnya merupakan bagian teritorial milik Kiev namun saat ini mulai beralih ke tangan Rusia.

"Gerakan ini konsisten dengan perencanaan yang kami lihat sedang berlangsung untuk eskalasi militer di Ukraina," kata pejabat itu, yang menolak disebutkan namanya untuk membahas rincian panggilan telepon yang akan datang antara Biden dan Putin, dimuat Selasa (7/12/2021).

Pejabat itu juga menambahkan bahwa Washington telah melakukan diskusi intensif dengan mitranya Eropa. AS dan sekutu akan siap bila Rusia melakukan eskalasi militer besar di wilayah itu.

"Kami percaya bahwa kami memiliki jalan ke depan yang akan melibatkan penanggulangan ekonomi substansial oleh Eropa dan Amerika Serikat yang akan menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan dan parah pada ekonomi Rusia, jika mereka memilih untuk melanjutkan," katanya.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina telah melaporkan kepada AS dan Eropa bahwa pasukan Rusia telah berkumpul di sepanjang perbatasan timurnya di Semenanjung Krimeua. Kondisi ini dilaporkan sama seperti saat Rusia mengambilalih wilayah itu pada 2014 lalu.

"Untuk lebih jelasnya, kami tidak tahu apakah Presiden Putin telah membuat keputusan tentang eskalasi militer lebih lanjut di Ukraina. Tetapi kita tahu bahwa dia menempatkan kapasitas untuk terlibat dalam eskalasi seperti itu jika dia memutuskan untuk melakukannya," tambah pejabat itu.

Ukraina sebelumnya menunjuk agresi Rusia ke Krimea sebagai pembenaran untuk mempercepat tawaran keanggotaannya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dianggota AS dan Negara Eropa lainnya. Kiev sendiri telah berusaha untuk menjadi anggota pakta pertahanan itu sejak 2002 silam.

Dalam invasi itu sendiri Kiev telah mendapatkan pertolongan dari beberapa anggota NATO. Negara-negara seperti Inggris, Belanda, dan juga AS telah mengirimkan kapal perangnya ke wilayah itu dalam beberapa waktu terakhir.


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Mau Gagalkan Serangan Rusia Ke Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular