Update Terbaru: 13 Warga Meninggal Akibat Erupsi Semeru
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru. Dalam milis terbaru, Minggu (5/12/2021) dilaporkan ada 13 korban jiwa dalam peristiwa itu.
Selain itu, sebanyak 41 orang dilaporkan mengalami luka-luka, khususnya luka bakar. Mereka telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal.
Awan panas sebelumnya berdampak ke dua kecamatan. Yakni Kecamatan Pronojiwo di Desa Pronojiwo, Oro-oro Ombo, Sumberurip, serta Dusun Curah Kobokan di Desa Supiturang serta Kecamatan Candipuro di Dusun Kamarkajang di Desa Sumberwuluh dan Desa Sumbermujur.
Selain itu terdapat delapan kecamatan dan beberapa desa yang terdampak abu vulkanik. Meliputi Kecamatan Ampelgading di Desa Argoyuwono, Kecamatan Tirtoyudo di Desa Purwodadi dan Desa Gadungsari, Kecamatan Pagelaran di Desam Clumprit.
Lalu Kecamatan Wajak pada Desa Bambang, Kecamatan Kepanjen pada Desa Panggungrejo dan Mojosari. Dan, Kecamatan Dampit pada Kelurahan Dampit, Kecamatan Bantur pada Desa Bantur dan Rejosari, serta Kecamatan Turen pada Desa Talok.
Dilaporkan pula bahwa 902 warga mengungsi. Sebanyak 305 orang mengungsi di beberapa fasilitasi pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo sementara 409 orang di lima titik balai desa di Kecamatan Candipuro.
"Sebanyak 188 orang mengungsi di empat titik yang terdiri dari rumah ibadah dan balai desa di Kecamatan Pasirian," tulis BNPB.
Saat ini, dari pantauan secara visual diketahui awan panas guguran telah berhenti dikarenakan kondisi hujan di sekitar puncak kubah lava Gunung Semeru. BPBD Kabupaten Lumajang sendiri telah mengimbau masyarakat setempat untuk tidak melakukan aktivitas di Daerah Aliras Sungai (DAS) Mujur di Curah Kobokan dan DAS lainnya maupun beberapa tempat yang dimungkinkan menjadi tempat aliran guguran awan panas.
(sef/sef)