
Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,5% di 2022, Rakyat Kecipratan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut hingga tahun depan, yaitu 4,7-5,5% atau lebih tinggi dari perkiraan 2021 pada level 3,2-4%
Asisten Gubernur BI, Aida S Budiman yang juga merupakan Calon Deputi Gubernur BI mengungkapkan tahun depan target pertumbuhan ekonomi global merupakan upaya menuju normalisasi.
Pertumbuhan ekonomi global di tahun depan juga diperkirakan tidak akan merata di seluruh negara di dunia. Ada dua faktor yang menyebabkan pemulihan ekonomi global tidak seimbang atau merata dan lebih didominasi oleh negara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Pertama sisi besaran stimulus fiskal dan moneter di negara tersebut sangat besar sehingga mendorong sisi pulihnya sisi permintaan dan kegiatan masyarakat dan kedua faktor percepatan vaksinasi.
Kedua, negara maju dapat vaksin lebih banyak dari negara berkembang, dengan rata-rata di negara maju mencapai 66% tingkat vaksinasi dan negara berkembang baru 30%.
Kendati begitu, untuk tahun depan Aida meyakini bahwa akses ketersediaan vaksin akan semakin merata di berbagai negara sehingga akan mendorong perekonomian semakin kuat.
"Optimis tapi berhati hati. Masih ada covid-19 betul makanya harus liat pertumbuhan ekonomi optimis tapi berhati hati sebab kita masih hadapi covid-19 vairan omicron," ujarnya dalam acara BIRAMA, Kamis (2/12/2012).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial, Juda Agung mengungkapkan dengan pertumbuhan di kisaran 5% di tahun depan, ini artinya mulai kembali ke level sebelum Covid-19.
Pemulihan ekonomi di tahun depan didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi.
Lalu apa dampaknya bagi masyarakat dengan target pertumbuhan ekonomi ini?
"Artinya dari sisi investasi dan sisi konsumsi lalu sisi ekspor itu positif, dampaknya akan terasa ke kesejahteraan masyarakat," jelas Juda.
Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan pertumbuhan ekonomi ini didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan.
Kemudian penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas masal dari pandemi COVID-19 dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan, serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Kondisi Ekonomi Terkini RI Pasca Serangan Varian Delta