Jangan Khawatir Berlebihan! Belum Ada Kematian Akibat Omicron

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 30/11/2021 16:45 WIB
Foto: Otoritas Belanda mendeteksi 13 kasus positif virus Corona (COVID-19) varian Omicron dari dua penerbangan asal Afrika Selatan (Afsel). (REUTERS/EVA PLEVIER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia kembali dihebohkan dengan kemunculan Varian baru Covid-19. Kali ini, varian B.1.1.529 atau yang dinamakan Omicron, menjadi bayang-bayang kekhawatiran global.

Varian itu sendiri membawa ketakutan diakibatkan oleh jumlah mutasi yang dibawanya. Tercatat, ada 32 mutasi pada sisi lonjakan proteinnya. Mutasi pada protein lonjakan ini dapat mempengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan juga menghambat kekebalan.

"Sangat, sangat banyak yang harus dipantau karena profil lonjakan yang mengerikan itu," ujar Dr Tom Peacock, ahli virologi di Imperial College London, kepada Guardians, Rabu (24/11/2021).


Ilmuwan sendiri masih meneliti lebih lanjut akan varian ini. Meski begitu, ada kekhawatiran varian B.1.1.529 ini dapat menghindari pertahanan tubuh dari vaksin Covid-19 yang selama ini disuntikan.

Profesor Christina Pagel, direktur Unit Riset Operasional Klinis di UCL, mengatakan di Twitter B.1.1.529 mungkin memiliki keunggulan signifikan dibandingkan Delta dan C.1.2.. Varian C.1.2. terkait dengan transmisibilitas tinggi.

"Kami tahu bahwa B.1.529 memiliki lebih banyak mutasi daripada varian lain dan memiliki mutasi yang terlihat pada varian lain yang terkait dengan transmisibilitas yang lebih tinggi dan pelepasan kekebalan," tambahnya. "Jumlah dan jenis mutasilah yang mengkhawatirkan para ahli virologi dan imunologi".

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat infeksi virus ini. Dalam sebuah sesi pers, Senin, (29/11/2021), badan PBB itu menyebut saat ini sangat penting untuk mulai melakukan tindakan pencegahan.

"Hingga saat ini, tidak ada kematian terkait dengan Omicron yang dilaporkan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai potensi Omicron untuk lolos dari perlindungan terhadap kekebalan yang disebabkan oleh vaksin dan infeksi sebelumnya," ujar lembaga itu.

Omicron sendiri pertama kali ditemukan di Botswana. Kemudian virus ini mulai merebak luas di Afrika Selatan dan mulai menjangkiti wilayah terpadat negara itu, Gauteng. Dari Afsel ini, virus itu kemudian menyebar ke seluruh dunia, beberapa diantaranya negara dekat RI seperti Hong Kong dan Australia.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Covid-19 Kian Dianggap Biasa, Masyarakat Diminta Tetap Waspada