Sabar ya, Bu... Ini yang Bikin Harga Minyak Goreng Mahal

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 30/11/2021 09:40 WIB
Foto: Ilustrasi Minyak Goreng (Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak goreng melonjak dalam beberapa waktu terakhir dikeluhkan masyarakat karena perannya sebagai kebutuhan pokok.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga minyak goreng nasional per 29 November 2021 tercatat Rp 18.750/kg, naik 29,76% year-to-date (ytd) dari awal tahun. Kenaikan harga minyak goreng dipengaruhi oleh kenaikan 3 jenis minyak goreng, yaitu:

- Minyak goreng curah Rp 17.700/kg, naik 31.11% ytd


- Minyak goreng bermerek I Rp 19.200. naik 27,15% ytd

- Minyak goreng bermerek II Rp 18.800, naik 30,10% ytd

Sumber: PIHPS Nasional

Kenaikan harga minyak goreng diramal akan terus berlanjut sampai kuartal I-2022.

"Ini (minyak goreng) berpotensi untuk terus bergerak, bahkan kita sudah prediksi sampai kuartal-I 2022 pun masih meningkat terus," ungkap Oke Nurwan, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, dalam webinar Indef, Rabu (24/11/2021).

Menurut Oke ada dua penyebab kenapa harga komoditas kebutuhan pokok ini naik dan akan terus meroket hingga tahun depan. Pertama, pasokan Crude Palm Oil (CPO), sebagai bahan baku yang turun secara global.

Oke mengungkapkan produksi Malaysia yang turun akan diikuti oleh penurunan produksi Indonesia pada tahun 2021. Hal ini akan menekan pasokan global karena kedua negara ini adalah produsen CPO terbesar dunia.

"Yang pertama terjadi penurunan produksi CPO dari Malaysia. Angkanya berkisar di 8%-an dan kemungkinan produksi CPO di Indonesia akan turun dari target 49 juta ton, mungkin akan dihasilkan hanya 47 juta ton," ungkapnya.

Jika mengacu data SGS Malaysia, produksi CPO Malaysia bulan November 2021 tercatat 1,15 juta ton, turun 11,71% dibanding bulan Oktober sebesar 1,30 juta ton.

Pasokan minyak nabati kanola oil dari Kanada turun 6% juga jadi penyebab harga minyak goreng dunia naik. Ditambah krisis energi yang terjadi di beberapa negara seperti India, Eropa, China, tambahnya.

Harga CPO global yang tinggi memberikan peluang 'cuan' dari ekspor lebih besar. Rata-rata 67,4% produksi Palm Oil Indonesia dijual ke luar negeri, sehingga mengurangi pasokan dalam negeri. Apalagi pasokan tersebut harus berbagi dengan proyek biomassa sehingga menekan pasokan untuk minyak goreng.

Kedua, di Indonesia banyak produsen minyak goreng yang tidak berafiliasi dengan produsen CPO atau kebun sawit. Ini menyebabkan harga minyak goreng sangat bergantung terhadap harga CPO. Akibatnya harga minyak goreng terutama curah dan kemasan meningkat tajam.

Saat ini kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,2 juta liter dan kebutuhan minyak goreng curah mendekati 67%. Hal ini menurut Oke menjadi penyebab tingginya harga minyak goreng nasional. Sementara itu, produksi minyak goreng sampai 8 juta liter dan sebagian besar ekspor minyak gorengnya.

Harga CPO global yang diperdagangkan di bursa Malaysia telah naik 32,67% sepanjang tahun 2021, tercatat di RMY 4.857/ton pada Senin (29/11/2021).

Oke mengatakan naiknya komoditas supercycle ini memiliki dua sisi yang berlawanan. Di satu sisi memberi berkah, namun di sisi lain memberikan dampak negatif terhadap harga minyak goreng.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kejagung Sita Rp 11,8 T Dari Korupsi Fasilitas Ekspor CPO