Internasional

WHO Pening Gegara Varian Omicron, Gelar Sesi Khusus!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 November 2021 20:17
WHO (Reuters)
Foto: WHO (Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk menggelar sesi khusus Majelis Kesehatan Dunia (WHA). Ini untuk membahas kesiapsiagaan penanganan pandemi pasca munculnya varian baru Covid-19, Omicron.

Mengutip Al Jazeera, sesi itu dimulai pada Senin, (29/11/2021) dan direncanakan berjalan selama tiga hari ke depan. Nantinya, diharapkan akan muncul sebuah resolusi untuk mengikat 194 negara anggota WHO dalam penanganan pandemi ke depan.

"Perwakilan dari 194 negara anggota WHO akan mengadakan pembicaraan tentang aturan internasional baru untuk menangani wabah di masa depan," tulis laporan itu.

Sebelumnya, WHO memperingatkan akan adanya lonjakan infeksi Covid-19 di masa mendatang dan kekhawatiran dapat memiliki 'konsekuensi parah' pada beberapa area. Ini diprediksi akan dimotori Omicron.

"Mengingat mutasi ini memiliki potensi mampu melawan sistem kekebalan yang terbentuk, ada kemungkinan potensi penyebaran omicron lebih lanjut di tingkat global," tulis WHO dalam penjelasan teknis kepada 194 negara anggotanya seperti dikutip dari CNBC International.

"Berdasarkan karakteristiknya, mungkin ada lonjakan Covid-19 di masa depan, yang dapat memiliki konsekuensi parah, tergantung pada sejumlah faktor termasuk di mana lonjakan akan terjadi. Risiko global secara keseluruhan terhadap variant of concern baru Omicron dinilai sangat tinggi."

Lembaga kesehatan PBB itu sendiri telah menetapkan varian B.1.1.529 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan sebagai variant of concern (VOC) pada Jumat lalu. Dalam laporan disebutkan "varian yang sangat berbeda dengan jumlah mutasi yang tinggi ... beberapa di antaranya mengkhawatirkan dan mungkin terkait dengan potensi lolos dari kekebalan yang terbentuk dan penularan yang lebih tinggi."

WHO juga menjelaskan bahwa masih banyak penelitian yang perlu dilakukan terhadap varian baru ini. Maka dari itu, lembaga yang berpusat di Jenewa itu mendesak negara-negara anggota untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan untuk lebih memahami varian.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sub Varian BA.2 Kuasai 86% Kasus Infeksi Covid-19 Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular