Batu Bara Bernasib Suram, Gas Malah Bakal Berjaya!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
29 November 2021 11:32
INFOGRAFIS, Indonesia Masuk 5 Negara Terbesar Eksportir Gas
Foto: Infografis/Ekspor Gas Indonesia/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Transisi energi dianggap sebagai sebuah keniscayaan, sehingga dunia saat ini tengah berbondong-bondong meninggalkan energi fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Akibat transisi energi ini, batu bara menjadi energi yang paling dimusuhi dan industrinya semakin suram.

Namun di masa transisi energi ini, gas justru mengalami masa-masa kejayaan. Meskipun masuk ke dalam kategori energi fosil, namun gas dianggap jauh lebih bersih dibandingkan dengan energi fosil lainnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, industri minyak dan gas bumi (migas), khususnya gas, bakal menyokong energi di masa transisi.

"Selain untuk mendukung pertumbuhan permintaan energi, gas juga akan dikembangkan untuk menggantikan energi batu bara yang lebih banyak menghasilkan karbon," ungkap Arifin dalam 2nd International Convention Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 di Bali, Senin (29/11/2021).

Selama masa transisi energi ini, Arifin memproyeksikan konsumsi gas akan terus mengalami peningkatan yang signifikan.

"Dengan posisinya tersebut, maka konsumsi gas di masa depan akan meningkat signifikan," lanjutnya.

Sejak tahun lalu, menurutnya Kementerian ESDM telah berusaha memaksimalkan penyerapan gas di dalam negeri melalui beberapa upaya. Misalnya, melalui kebijakan harga khusus untuk sektor kelistrikan dan industri tertentu.

"Kebijakan ini tentu akan mendorong penambahan konsumsi gas," ucapnya.

Melihat potensi konsumsi gas yang bakal meningkat signifikan, maka lapangan-lapangan migas menurutnya masih perlu untuk tetap dikembangkan. Potensi yang ada juga harus digali untuk menjamin penyediaan energi di masa depan.

"Bahkan potensi lapangan-lapangan migas non konvensional juga harus digali, demi pemenuhan kebutuhan masa depan," ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, proses ini tidak sederhana dan membutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak untuk merealisasikannya. Teknologi yang maju dan ramah lingkungan dibutuhkan dalam menjawab tantangan ini.

"Sehingga kekurangan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di masa depan, dapat dikurangi," pungkasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masa Depan Gas Alam Cair (LNG) RI Makin Nyata, Ini Buktinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular