
Kasus Covid Melonjak, New York Deklarasi Darurat Bencana!

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Negara Bagian New York Amerika Serikat, Kathy Hochul, telah mengeluarkan deklarasi "darurat bencana" (disaster emergency) Covid-19 pada hari Jumat (26/11/2021), dipicu karena melonjaknya tingkat infeksi dan rawat inap di kota itu.
Mengutip The Guardian, Sabtu (27/11/2021), perintah dari Gubernur mengatakan bahwa negara bagian itu mengalami tingkat penularan Covid-19 yang "tidak terlihat sejak April 2020" dan bahwa penerimaan pasien Covid-19 di rumah sakit telah meningkat selama sebulan terakhir menjadi lebih dari 300 per hari.
Oleh karena itu, negara bagian harus "mengejar pendekatan terkoordinasi untuk memastikan kapasitas rumah sakit di seluruh negara bagian dapat memenuhi kebutuhan regional."
Namun demikian, Hochul mengonfirmasi bahwa tidak ada kasus varian baru Covid-19, yakni varian Omicron, yang ditemukan di negara bagian itu sejauh ini, tetapi pihak berwenang memperingatkan "waspada tinggi".
"Kami terus melihat tanda-tanda peringatan lonjakan Covid musim dingin ini, dan sementara varian Omicron baru belum terdeteksi di Negara Bagian New York, itu akan datang," katanya dalam tweet Jumat malam, melansir The Guardian.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga menyatakan bahwa hingga kemarin, Jumat (26/11/2021) tidak ada kasus varian Omicron telah diidentifikasi di Amerika Serikat.
"Kami berharap Omicron dapat diidentifikasi dengan cepat, jika muncul di AS," kata CDC dalam sebuah pernyataan.
Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (26/11/2021) baru saja menggelar rapat dadakan terkait virus B.1.1.529, varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan yang berkembang cepat.
Rapat itu memutuskan bahwa varian B.1.1.529 yang terdeteksi di Afrika Selatan itu sebagai "varian yang mengkhawatirkan" (variant of concern/ VOC) dan mengatakan bahwa ini kemungkinan akan menyebar lebih cepat daripada varian lain sebelumnya.
Bukti awal menunjukkan ada peningkatan risiko infeksi ulang dan adanya "perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19," ungkap WHO dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tertutup para ahli independen yang meninjau data, dikutip dari Reuters, Sabtu (27/11/2021).
Infeksi di Afrika Selatan telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, bertepatan dengan deteksi varian yang sekarang ditetapkan sebagai Omicron, kata WHO.
"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan yang lain (varian yang menjadi perhatian/ VOC)," tutur WHO dalam pernyataan tersebut.
Perlu diketahui, Omicron adalah varian kelima yang mengusung sebutan sebagai VOC.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! Kasus Omicron Melesat 408 Ribu Dalam Sepekan
