EBT Mau Gantikan Batu Bara, Tapi Kapasitasnya Masih Segini!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk pembangkit di Indonesia. Pembangkit berbasis EBT dinilai bisa menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang dianggap tidak ramah lingkungan.
Bahkan pemerintah punya target mencapai netral karbon pada tahun 2060 mendatang atau lebih cepat. Namun sayangnya kapasitas pembangkit EBT saat ini masih kecil.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya memaparkan, dalam lima tahun, terakhir tambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 1.469 megawatt (MW).
Capaian itu hanya sekitar 4% dari tambahan kapasitas setiap tahunnya. Sementara untuk tahun ini penambahan kapasitas dari EBT Januari - September 2021 sebesar 386 MW.
Seperti diketahui pemerintah punya target bauran energi 23% pada tahun 2025 mendatang. Target itu akan meningkat menjadi 29% pada tahun 2030 mendatang.
"Di dalam COP26, Bapak Presiden komitmen net zero 2060 atau lebih cepat. Target ini harus disiapkan dengan baik," paparnya dalam Indo EBTKE ConEx 2021, Kamis (25/11/2021).
Menurut Chrisnawan, demi mencapai bauran EBT tersebut Direktorat Jenderal EBTKE telah menyiapkan beberapa hal. Seperti melakukan update potensi EBT yang mencapai sebesar 3.684,4 GW.
"Lebih dari 3.600 GW ditopang oleh solar dengan melibat asosiasi mitra terkait. Upaya adalah bagaimana potensi EBT didorong lebih meningkat," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan potensi EBT yang besar ini perlu didorong lebih meningkatkan bauran. Pemanfaatan PLTS Atap saat ini juga sudah semakin masif di mana pelanggannya sudah mencapai 4.399.
"Kementerian ESDM bekerja sama dengan kementerian lainnya susun dua regulasi perpres dan implementasi secara riil pada PLTS Atap. Perpres sedang kami finalisasi," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
Luhut Turun Tangan Atasi Capaian EBT yang Mini, Simak Caranya
(miq/miq)