Internasional

AS Pesan 50 Juta Barel Minyak Cadangan Strategis, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 November 2021 20:59
Minyak Bumi
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) telah memesan 50 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis untuk menurunkan biaya energi di negara itu. Pelepasan tersebut berkoordinasi dengan negara lain termasuk China.

Langkah itu sebagai upaya untuk menekan kenaikan harga gas. Sebab, harga gas rata-rata naik sekitar US$ 3,40 per galon, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu menurut American Automobile Association.

Dilansir dari Associated Press, Cadangan Minyak Strategis adalah cadangan darurat jika terjadi bencana alam, masalah keamanan nasional, dan peristiwa lainnya.

Dikelola oleh Departemen Energi, cadangan disimpan di gua-gua yang dibuat di kubah di sepanjang Pantai Teluk Texas dan Louisiana. Ada sekitar 605 juta barel minyak bumi di gua-gua itu.

Pemerintahan Biden berpendapat pasokan minyak tidak sejalan dengan permintaan. Oleh karena itu, pelepasan 50 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis adalah solusi yang tepat untuk membantu meringankan masalah.

Keputusan itu muncul setelah negosiasi diplomatik berminggu-minggu dan pelepasan akan dilakukan secara paralel dengan negara-negara lain termasuk, India, Jepang, Korea Selatan dan Inggris, yang merupakan konsumen energi utama.

Departemen Energi AS akan menyediakan minyak dari Cadangan Minyak Strategis dengan dua cara, yakni 32 juta barel akan dirilis dalam beberapa bulan ke depan dan akan kembali ke cadangan di tahun-tahun mendatang. Sementara 18 juta barel lainnya akan menjadi bagian dari penjualan minyak yang sebelumnya telah disetujui Kongres.

Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa Gedung Putih juga akan mengawasi perusahaan-perusahaan minyak.

"Kami akan terus menekan perusahaan minyak yang telah membuat rekor keuntungan dan mengawasi apa yang kami anggap sebagai harga yang meningkat di luar sana ketika ada pasokan minyak atau harga minyak turun dan harga gas tidak turun," kata Psaki. "Tidak perlu ahli ekonomi untuk mengetahui bahwa itu masalah."


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran Sebut Biden Setuju Hapus Sanksi Minyak, AS: No Deal!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular