Internasional

Eropa Panas! Belanda Rusuh, Bentrok Pecah di Belgia

sef, CNBC Indonesia
22 November 2021 10:10
Riot police uses a water canon against protestors during a demonstration against the reinforced measures of the Belgium government to counter the latest spike of the coronavirus in Brussels, Belgium, Sunday, Nov. 21, 2021. Many among them also protested against the strong advice to get vaccinated and any moves to impose mandatory shots. (AP Photo/Olivier Matthys)
Foto: Sejumlah warga Ibu Kota Brussels, Belgia  memprotes perpanjangan masa pembatasan Covid-19  pada Minggu (21/11/2021). (AP Photo/Olivier Matthys)

Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi dan pengunjuk rasa bentrok di jalan-jalan Brussels Belgia, Minggu (21/11/2021). Ini terjadi di tengah demonstrasi menentang pembatasan Covid-19 yang diberlakukan pemerintah.

Sekitar 35 ribu orang disebut ambil bagian dalam unjuk rasa yang dimulai dengan damai sebelum kekerasan pecah. Kelompok pendemo melemparkan batu dan bom asap yang kemudian dibalas polisi dengan Meriam air.

"Para pengunjuk rasa yang mengenakan tudung hitam melemparkan batu ke arah polisi saat mereka maju dengan meriam air di persimpangan utama di depan markas besar Komisi Uni Eropa," kata wartawan Reuters, dikutip Senin (22/11/2021).

Menghadapi polisi, pendemo meneriakkan slogan-slogan kebebasan. Beberapa membawa plakat tulisan "Ketika Tirani Jadi Hukum, Pemberontakan Menjadi Kewajiban".

Belgia telah memperketat gerak warga sejak Rabu lalu. Negeri itu mengamanatkan penggunaan masker dan memberlakukan work from home.

Negeri itu kini diserang gelombang ke-4 Covid-19. Kemarin infeksi baru kembali rekor, dengan rata-rata 13.826 kasus setiap hari.

Sejak pertama kali Covid-19 terjadi terdapat 1.581.500 kasus Covid-19 dengan 26.568 kematian. Negara itu memiliki total 11,7 juta penduduk.

Kekerasan menentang pembatasan Covid-19 juga terjadi di Belanda. Sudah tiga hari negeri Kincir Angin mencekam setiap malam karena unjuk rasa yang berakhir rusuh dan pembakaran barang publik.

Bahkan polisi di Rotterdam menembaki kerumunan. Sejumlah orang luka dan 64 ditangkap.

Pemerintah Belanda juga mengutuk kekerasan ini. Apa yang terjadi disebut 'mengerikan'.

"Kerusuhan dan kekerasan ekstrem terhadap polisi, polisi anti huru hara, dan petugas pemadam kebakaran tadi malam di Rotterdam sangat mengerikan," kata Menteri Keamanan Ferd Grapperhaus.

"Polisi dan kantor kejaksaan melakukan yang terbaik untuk melacak, mengadili, dan menghukum para perusuh ini."

Belanda sendiri menerapkan penguncian parsial pada 17,5 juta populasinya akhir pekan lalu selama tiga minggu. Pemerintah juga berencana akan memberlakukan kartu nasional corona untuk gerak mereka yang sudah divaksin dan pulih dari Covid-19, namun mengabaikan mereka yang tesnya negatif.

Mengutip Worldometers, Belanda mencatat 21.794 kasus baru kemarin dan 55 kematian. Total kasus Covid-19 sejak pandemi terjadi di 2020 sekitar 2,4 juta dengan 18 ribu lebih kematian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Makin Ngeri, Satu Lagi Negara Teriak Bakal Gelap Gulita

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular