Internasional

Covid Eropa Ngeri, Austria Lockdown Besar-besaran

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 November 2021 07:30
FILE PHOTO: St. Stephen's cathedral (Stephansdom) is pictured in Vienna, Austria, November 28, 2016. REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo
Foto: Wina, Austria (REUTERS/Leonhard Foeger)

Jakarta, CNBC Indonesia - Austria mulai Senin, (22/11/2021) menerapkan kembali penguncian penuh Covid-19. Hal ini untuk mengekang laju penyebaran virus itu di wilayahnya.

Kanselir Alexander Schallenberg pada konferensi pers menyebut bahwa dalam penguncian ini pihaknya akan mengoptimalisasi angka vaksinasi. Ia menargetkan bahwa negara itu menargetkan seluruh penduduk telah menerima vaksin pada 1 Februari mendatang.

"Kami belum berhasil meyakinkan cukup banyak orang untuk divaksinasi," ujarnya dikutip CNBC International. "Menyakitkan bahwa tindakan seperti itu masih harus diambil."

Penguncian ini sendiri membuat Negeri Mozart itu menjadi negara pertama di Eropa yang melakukan penguncian kembali. Selain Austria, langkah pengetatan juga diambil oleh Republik Ceko dan Slovakia.

Sementara itu, Jerman, yang merupakan tetangga Austria, juga sedang membuka opsi untuk melakukan penguncian. Menteri Kesehatan Jens Spahn menyebut bahwa Berlin saat ini sedang berhati-hati mengingat angka infeksi harian yang sempat tembus 50 ribu perharinya.

"Kami sekarang berada dalam situasi mana kami tidak dapat mengesampingkan apa pun. Kami berada dalam keadaan darurat nasional," katanya dalam konferensi pers.

Sebelumnya WHO mengatakan bahwa 500 ribu nyawa di Eropa akan terancam akibat Covid bila negara-negara di benua itu tidak mengambil langkah pengetatan serius. Tanda-tanda menuju kondisi itu sudah mulai terlihat setelah Benua Biru hampir menembus 2 juta infeksi per 7 hari pada dua pekan lalu

"Covid-19 sekali lagi menjadi penyebab kematian nomor satu di wilayah kami," kata Direktur WHO Eropa, Dr Hans Kluge, kepada BBC. "Kami tahu apa yang perlu dilakukan untuk melawan penyakit ini."

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa lonjakan Eropa ini terjadi akibat pembukaan total yang sebelumnya diterapkan sementara angka vaksinasi belum mencapai target.

"Ini adalah pengingat lain, seperti yang telah kami katakan berulang kali, bahwa vaksin tidak menggantikan kebutuhan akan tindakan pencegahan lainnya", kata Tedros, dikutip Rabu (17/11/2021).

"Vaksin mengurangi risiko rawat inap, penyakit parah, dan kematian, tetapi tidak sepenuhnya mencegah penularan".


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta Covid Eropa Makin Mencekam, Mayat Numpuk di RS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular