5,52 GW PLTU Setop, Konsumsi Batu Bara Drop Puluhan Juta Ton
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan akan memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara sebesar 5,52 Giga Watt (GW) sampai dengan 2030 mendatang.
Pemensiunan PLTU ini diperkirakan akan berdampak pada pengurangan konsumsi batu bara domestik hingga 20-25 juta ton.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo.
Dia mengatakan, rencana awal pemensiunan PLTU dilakukan untuk 1 GW sub-critical di tahun 2030. Akan tetapi, kini pemerintah punya rencana pemensiunan PLTU yang lebih besar lagi hingga di atas 5 GW pada 2030.
Perlu diketahui, target produksi batu bara nasional pada 2021 ini sebesar 625 juta ton, dengan penyerapan domestik ditargetkan sebesar 137,5 juta ton. Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics Indonesia 2020, kapasitas terpasang PLTU RI pada 2020 tercatat mencapai 36,67 Giga Watt (GW).
"Sebenarnya kita melihat impact ke pertambangan ini, perlu dipersiapkan karena ini kan jangka panjang sampai 2030. Sembilan tahun kalau (PLTU berkurang) 1 GW, kurang lebih 4,5-5 juta ton (batu bara berkurang). Kalau dipercepat jadi 5,52 GW berdampak sekitar 20-25 juta ton kebutuhan batu bara dengan average rata-rata kalori 4.200-4.600," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, dikutip Jumat (19/11/2021).
Oleh karena itu, jika PLTU yang akan dipensiunkan ini semakin besar dalam kurun waktu sembilan tahun ke depan, maka menurutnya rencana ini harus dilakukan dengan hati-hati.
"Kalau memang berkurang 5 Giga dampaknya sekitar 25 jutaan ton dan ini bukan yang kecil, ini harus diperhatikan bagaimana perusahaan di level produksi sekarang dan antisipasi ekspor," jelasnya.
Selain itu, jika pemerintah memilih opsi untuk mencapai netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, maka menurutnya perlu diperhatikan bagaimana pengelolaan pertambangan ke depannya.
"Karena bersamaan juga domestik terpengaruh, 2025 China juga kurangi atau flat pada impor, kita tahu 54% ekspor (batu bara RI) ke China dan India," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, ini perlu menjadi perhatian jangka menengah bagaimana pertambangan dibangun, lalu jumlah pelaku pertambangan, khususnya di dalam rencana kerja tingkat level produksi.
"Harus diberdayakan antisipasi kepentingan pemerintah zero karbon 2060," paparnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan rencana mengurangi (phase out) PLTU sebesar 5,52 GW tersebut terdiri dari pengurangan PLTU Jawa - Bali sebesar 3,95 GW dan Sumatera sebesar 1,57 GW.
"Kami rencanakan early retirement PLTU batu bara, Jawa-Bali phase out 3,95 GW dan Sumatera phase out 1,57 GW sampai 2030," ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (15/11/2021).
(wia)