Bukan China, Ramai-ramai Krisis Kini Hantam Eropa
Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa kini dilanda sejumlah masalah. Setidaknya ada empat krisis yang melanda benua itu.
Krisis energi misalnya masih terjadi hingga saat ini dan mengancam warga benua itu gelap gulita di musim dingin ini, akibat kenaikan harga gas dan pasokan minim. Covid-19 pun kembali lagi di mana Eropa menjadi episentrum dunia kini.
Berikut rangkuman CNBC Indonesia dari berbagai sumber:
Krisis Energi dan Listrik
Eropa kembali berisiko mengalami pemadaman listrik di musim dingin ini. Pasalnya cadangan gas yang ada, kini tidak mencukupi dalam jangka panjang.
Belum lagi harga minyak dunia diprediksi naik di atas US$ 100 per barel. Permintaan akan energi fosil melonjak signifikan ketika ekonomi global kembali dibuka pasca pembatasan Covid-19 dan memicu lonjakan harga, termasuk batu bara.
"Kami tidak memiliki cukup gas saat ini," kata Kepala Eksekutif salah satu perusahaan perdagangan komoditas independen dan logistik yang terkemuka di dunia, Trafigura, Jeremy Weir, dikutip Kamis (18/11/2021).
"Terus terang, kami tidak menyimpannya untuk periode musim dingin. Jadi ada kekhawatiran nyata bahwa ada potensi jika kita memiliki musim dingin yang diiringi pemadaman bergilir di Eropa."
Meski penyuplai gas utama Eropa- perusahaan negara Rusia Gazprom- mulai mengisi fasilitas penyimpanan di benua itu pekan lalu, namun kapasitas pipa lebih rendah di Desember. Beberapa anggota perlemen Eropa menuduh Moskow membatasi pasokan untuk menekan Jerman mempercepat izin Nord Strean 2.
Belum lagi penurunan ekspor dari Norwegia, pemasok utama lain gas Eropa dan Inggris, di minggu ini. Pemasok di negeri itu tengah melakukan pemeliharaan infrastruktur gasnya.
Dalam FT Commodities Asia Summit ia juga menegaskan minyak tak akan membantu banyak. Pasarnya sangat ketat, belum lagi isu "perubahan iklim" membuat banyak perusahaan minyak tertekan dan menurunkan investasi untuk produksi baru.
"Saya pikir orang perlu menyadari bahwa ini bukan situasi di mana Anda mungkin hanya menekan tombol dan meningkatkan produksi. Ada banyak investasi, perlu waktu untuk melakukan itu," kata Weir.
"Saya pikir kita punya sedikit masalah yang membayangi harga minyak dalam jangka panjang, saya pikir $100 plus minyak ... (adalah) sangat mungkin."
Sementara itu, harga gas alam kembali melonjak di Eropa. Ini terjadi setelah penundaan persetujuan pipa gas Nord Stream 2 yang mengalir dari Rusia.
Regulator Jerman mengatakan konsorsium pengelola Nord Stream yang berbasis di Swiss harus membentuk anak perusahaan di Jerman dengan hukum Negeri Panser untuk dapat izin beroperasi. Hal ini kemudian disebut Rusia "memperumit proses" meski menolak adanya unsur politik di dalamnya.
Hal ini memperburuk kekhawatiran tentang apakah benua itu akan memiliki cukup gas untuk musim dingin. Langkah Jerman meredupkan harapan pasar akan stok gas yang signifikan.
Halaman 2 ---- Covid-19 hingga Migran
(sef/sef)