Kiamat PLTU Kian Dekat, Ini Tahapan RI Menuju Netral Karbon

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target netral karbon pada 2060 mendatang atau lebih cepat. Peta jalan pun sudah dibuat terhitung sejak 2021 hingga 2060.
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba) Irwandy Arif mengatakan, pemerintah telah menyusun peta jalan ini dengan beberapa strategi.
Pertama, mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dengan masif. Kedua, tidak ada penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru, kecuali PLTU yang sudah terlanjur berkontrak atau dalam tahap konstruksi.
Ketiga, mengoptimalkan pemanfaatan pumped storage, battery energy storage system, hydrogen fuel cell secara bertahap. Dan keempat adalah pengembangan interkoneksi transmisi dan pengembangan smart grid.
"Pemerintah telah menyusun peta jalan transisi energi menuju net zero emisi dari 2021-2060," ungkapnya dalam 'Indonesia Energy and Coal Business Summit', Kamis (18/11/2021).
Simak, berikut rincian peta jalan menuju netral karbon RI, terhitung sejak 2021-2060:
1. Tahun 2021 - 2025:
- 2021 : Peraturan Presiden (Perpres) EBT, Perpres Retirement Coal, co-firing PLTU, CCT, Konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke gas dan EBT.
- 2022 : Undang-Undang EBT, kompor listrik 2 juta rumah tangga per tahun
- 2024 : Interkoneksi, smart grid & smart meter
- 2025 : EBT 23% didominasi PLTS:
* Rasio Elektrifikasi 100%
* Listrik 1.217 kWh/kapita
* Pumped storage mulai COD
* Penurunan emisi 198 juta ton CO2
2. Tahun 2026 - 2030
- 2027 : Penurunan impor LPG secara bertahap
- 2030 : EBT 26,5% didominasi Hidro, Panas Bumi, dan PLTS
* Tidak ada penambahan pembangkit listrik berbasis fosil pasca 2030
* Kendaraan listrik (EV) 2 juta mobil dan 13 juta motor
* Bahan Bakar Gas (BBG) 300 ribu
* Jargas untuk 10 juta rumah
* Pemanfaatan Dimethyl Ether (DME)
* Listrik 1.548 kWh/kapita
* Penurunan emisi 314 juta ton CO2
3. Tahun 2031 - 2035
- 2031 : Retirement PLTU tahap pertama subcritical, interkoneksi antarpulau mulai COD
* Tidak ada PLTD lagi
* Mulai pemanfaatan Hidrogen untuk listrik
* Penggunaan baterai semakin besar
- 2035 : EBT 57% dominasi PLTS, Hidro, panas bumi
* Listrik 2.085 kWh/kapita
* Penurunan emisi 475 juta ton CO2
4. Tahun 2036 - 2040
- 2036 : Retirement PLTU tahap kedua subcritical, critical, & sebagian super critical
- EBT 66% dominasi PLTS, Hidro & Bioenergi
* Penurunan penjualan motor konvensional
* Lampu LED 70%
* Listrik 2.847 kWh/kapita
* Penurunan emisi 796 juta ton CO2
5. Tahun 2041 - 2050
- 2048 : PLTAL skala besar mulai COD
- 2049 : PLTN pertama mulai COD
- 2050 : EBT 93% didominasi PLTS, Hidro, dan Bioenergi
* Penurunan penjualan mobil konvensional
* Listrik 4.299 kWh/kapita
* Penurunan emisi 956 juta ton CO2
6. Tahun 2051 - 2060
- 2051 : Pemanfaatan Hidrogen semakin masif
- 2054 : Sisa PLTGU < 1 GW
- 2057 : Sisa PLTU < 1 GW
- 2060 : EBT 100%, dominasi PLTS, Hidro, dan Angin
* Seluruh motor berbasis listrik
* Kompor listrik 52 juta RT
* Jargas 23 juta SR
* Listrik 5.308 kWh/kapita
* Penurunan emisi 1.526 juta ton CO2.
[Gambas:Video CNBC]
Benci Tapi Rindu, Batu Bara Jadi Lapangan Kerja Banyak Orang
(wia)