Selain Pensiunkan PLTU, RI akan Setop Pembangkit BBM di 2031
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target netral karbon pada 2060 mendatang atau lebih cepat. Berdasarkan peta jalan yang dibuat pemerintah, pada tahun 2031 pemerintah akan memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tahap pertama untuk subcritical.
Lalu, interkoneksi jaringan listrik antarpulau ditargetkan juga mulai beroperasi atau Commercial Operation Date (COD).
Tak hanya itu, pada 2031 pemerintah juga menargetkan sudah tidak ada lagi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang beroperasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba) Irwandy Arif.
Dia juga menyebut, pada 2031 pemerintah akan mulai memanfaatkan hidrogen untuk listrik dan pemanfaatan baterai ditargetkan akan semakin besar.
"2031, ditargetkan retirement PLTU tahap pertama sub-critical, interkoneksi antarpulau COD, tidak ada PLTD lagi, mulai pemanfaatan hidrogen untuk listrik, dan penggunaan baterai semakin besar," tuturnya dalam 'Indonesia Energy and Coal Business Summit', Kamis (18/11/2021).
Dia pun menjabarkan peta jalan transisi energi menuju netral karbon 2060.
"Pemerintah telah menyusun peta jalan transisi energi menuju net zero emisi dari 2021-2060. Dengan strategi utama antara lain satu, pengembangan EBT (energi baru terbarukan) secara masif," ungkapnya.
Lalu, strategi yang kedua adalah tidak ada penambahan PLTU baru kecuali PLTU yang sudah terlanjur berkontrak atau yang sudah konstruksi. Menurutnya, pemensiunan pembangkit fosil akan dilakukan secara bertahap sesuai umur pembangkit.
"Ketiga, mengoptimalkan pemanfaatan pumped storage, battery energy storage system, hydrogen fuel cell secara bertahap," jelasnya.
Keempat adalah pengembangan interkoneksi transmisi dan pengembangan smart grid.
"Kami dorong retirement PLTU secara bertahap dan hati-hati dengan opsi mitigasi bagi para pelaku pertambangan batu bara. Dorong hilirisasi batu bara untuk diproses jadi gas antara lain DME, metanol, syngas, dan grafit yang mendukung produksi baterai," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan rencana penyediaan listrik sampai tahun 2060 dibagi menjadi dua fase. Fase pertama tahun 2021-2030 di mana kontribusi pembangkit gas dan batu bara masih dominan.
"Fase kedua peran EBT jadi sangat dominan, penyediaan tenaga listrik sampai 2060," lanjutnya.
(wia)