
100 Hari Alih Kelola, Ini Berbagai Capaian WK Rokan

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki hari ke 100 pasca alih kelola, PT Pertamina (Persero), melalui anak perusahaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), telah berhasil mengebor 90 sumur tajak dan menaikkan tingkat produksi dari WK migas terbesar kedua di tanah air tersebut.
VP Corporate Affairs PHR WK Rokan, Sukamto Tamrin, mengatakan, bangsa Indonesia dan masyarakat Riau pada khususnya patut berbangga dengan kesuksesan alih kelola WK Rokan.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh pemangku kepentingan terkait sehingga WK Rokan terus dapat memberikan kontribusi optimal bagi negara dan daerah," ujar Sukamto dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).
Kelancaran alih kelola WK Rokan, dapat dilihat dari kinerja keselamatan kerja dan produksi. PHR WK Rokan sejauh ini mampu mencatatkan nihil kecelakaan fatal atau zero NOA (Number of Accident). Dari sisi produksi, PHR WK Rokan berhasil mencapai tingkat produksi sekitar 162 ribu BOPD (barel minyak per hari), atau naik 4 ribu BOPD dibandingkan sebelum alih kelola yang berada di kisaran 158 ribu BOPD. Kegiatan pengeboran sumur baru dan kerja ulang sumur lama terus dilakukan untuk meningkatkan produksi.
Produksi PHR WK Rokan juga menyumbangkan sekitar 25% dari total jumlah produksi minyak nasional yang merupakan salah satu tulang punggung upaya pencapaian target produksi nasional minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030.
Dalam periode dua bulan pertama pasca alih kelola, PHR WK Rokan juga menyumbangkan penerimaan negara melalui penjualan minyak mentah bagian negara sekitar Rp 2,1 triliun dan pembayaran pajak sekitar Rp 607,5 miliar termasuk pajak-pajak ke daerah.
Selain itu, PHR WK Rokan mencanangkan rencana kerja yang masif dan agresif untuk meningkatkan produktivitas WK Rokan melalui program pengeboran sumur-sumur produksi baru, pengelolaan kinerja base business untuk menahan laju penurunan produksi alamiah, dan keandalan fasilitas operasi.
Lebih lanjut, PHR WK Rokan juga melakukan berbagai terobosan agar target sumur baru dapat tercapai, di antaranya, tim pengeboran melakukan beberapa kegiatan secara paralel (offline activity), meningkatkan keandalan peralatan pengeboran, dan menyusun perencanaan yang matang dalam pemenuhan sumber daya pendukung agar menghindari terjadinya waktu menunggu servis atau material.
Hasilnya, PHR WK Rokan berhasil memperpendek waktu pengeboran hingga produksi awal atau put on production (POP). Dari sebelumnya sekitar 22 hingga 30 hari, kini menjadi sekitar 15 hari untuk area operasi Sumatra Light Oil (SLO) atau sumur-sumur penghasil jenis minyak ringan.
Terakhir, operasi PHR WK Rokan memberikan manfaat berganda seperti penciptaan lapangan kerja dan peluang bisnis bagi pengusaha lokal yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Peningkatan intensitas kegiatan hulu migas di WK Rokan tentu turut meningkatkan denyut aktivitas ekonomi dan nilai investasi di Riau.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Hulu Rokan Manfaatkan PLTS Terbesar di Indonesia