Internasional

AS Minta China Lepaskan Cadangan Minyak, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 November 2021 07:46
Minyak Bumi
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) meminta China melepaskan cadangan minyaknya. Ini dilakukan guna menstabilkan harga minyak mentah internasional yang saat ini melonjak sebagai bagian dari diskusi ekonomi kedua negara saat Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping melakukan pertemuan virtual, Selasa (16/11/2021).

Menurut sumber, mengutip SCMP, hal sama juga dibicarakan melalui percakapan telepon antara Menteri Luar negeri China Wang Yi dan Menlu AS Antony Blinken dua hari sebelum pertemuan. "Masalah ekonomi mendesak bagi kedua pihak adalah pasokan energi," tegas sumber anonim media itu.

China sendiri dikatakan terbuka dengan permintaan AS. Namun Beijing belum berkomitmen untuk menerapkan langkah-langkah khusus dengan alasan kebutuhan konsumsi domestik.

China sendiri memiliki 200 juta barel cadangan minyak dan sejauh ini merupakan importir minyak mentah terbesar dunia. Sementara AS memiliki cadangan minyak strategis sebesar 727 juta barel.

AS sendiri akan mengumumkan secara bertahap melepaskan cadangan minyak strategisnya ke pasar awal tahun depan. Apalagi, pemerintah Biden ditekan inflasi di atas 5% selama enam bulan berturut-turut karena gangguan pasokan terkait pandemic dan stimulus moneter bank sentral.

Sebelumnya negara pengekspor minyak (OPEC) menolak pemintaan AS untuk memproduksi lebih banyak minyak mentah awal bulan ini. Harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 67,5% sepanjang tahun ini.

Sementara itu seorang peneliti energi senior di Akademi Ilmu Sosial China, sebuah think tank pemerintah, Wang Yongzhong, mengatakan bahwa harga minyak mentah saat ini sekitar US$80 per barel tidak mengharuskan China segera melepaskan cadangan strategis.

"Dari perspektif teknis, ini bukan waktunya bagi China untuk melakukannya. Tapi AS memang punya motivasi karena inflasinya yang tinggi," ujarnya.

"Namun, kedua negara, sebagai konsumen besar, memiliki kepentingan yang sama dalam membatasi harga minyak mentah."

Hujan salju di China juga mengancam  memperdalam krisis energi negara itu. Meskipun China telah membangun cadangan minyak strategis dalam 14 tahun terakhir, Wang memperkirakan bahwa cadangan minyak mentah China setara dengan sekitar 40-50 hari impornya, dibandingkan dengan ukuran konsumsi AS selama 90 hari.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengumumkan rencana untuk menjual beberapa cadangan minyak mentah strategis pada bulan September, tanpa mengungkapkan jumlahnya. Namun langkah itu dilihat oleh para analis sebagai rotasi normal fasilitas penyimpanan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kenaikan Harga Beras & Minyak Hingga IMF Bawa Kabar Baik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular