
Menkes Blak-blakan Potensi Gelombang Ketiga Covid-19 RI

Menkes Budi Gunadi Sadikin (BGS) yang juga mantan Direktur Utama Inalum (MIND ID) itu menambahkan, selain mutasi virus corona, lonjakan kasus dipicu oleh kenaikan mobilitas masyarakat.
"Itu saja, as simple as that. Jadi selain karena varian itu terjadi karena mobilitasnya naik," ujar BGS.
Menurut dia, mobilitas selalu naik pada saat libur Natal dan Tahun Baru dan Lebaran. Apabila kenaikannya di atas baseline atau sebelum pandemi, kasus Covid-19 pun ikut naik.
"Kasus naik, orang takut, terus turun. Gak kapok-kapok. Begitu turun euforia. Selalu kan sudah dua kali. Dia bergerak lagi ke mana-mana, kasus naik. Nah kenapa di Juli naiknya luar biasa ternyata karena ditambah dengan varian baru," kata BGS.
Oleh karena itu, menurut dia, ujian terbesar pemerintah adalah saat nataru ini.
Menutup paparannya, BGS bercerita perihal pandemi demi pandemi yang pernah terjadi di dunia. Mulai dari Black Death hingga Flu Burung.
Menurut dia, ada tiga gelombang Spanish Flu di masa lalu. Sedangkan Flu Burung hanya satu kali.
"Corona gimana? Pandemi itu tiga wave. Yang kedua pasti ada wave yang tinggi sekali. Nah kalau belajar dari ahli-ahli virus, si virus itu host-host-nya banyak mati (manusia) dia akan bermutasi supaya host-nya tidak cepat mati kalau flu biasa supaya dia bisa terus hidup," ujar BGS.
"Jadi hilangnya atau berkurangnya fatality virus itu selalu sesudah peak gitu ya. Jadi teman-teman, Indonesia kalau lihat worst case Indonesia mungkin sudah nggak ada," kata BGS.
Namun demikian, SARS CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 tetaplah misteri. Meskipun kondisi sekarang sudah membaik, seyogianya semua pihak tetap hati-hati dan waspada. Pemerintah pun terus berupaya melakukan surveilans hingga percepatan vaksinasi.
"Karena di negara-negara yang vaksinasinya sudah tinggi kayak Israel, AS juga bisa naik kok walau sudah turun sekarang. Walaupun saya setuju kematian tidak separah dulu. So vaccination does works," ujar BGS.
Sebagai kesimpulan, dia bilang kalau gelombang tiga terjadi bisa karena varian baru maupun peningkatan mobilitas.
"Ujian kita di nataru ini. Kita juga lihat sejarah pandemi di dunia habis peak dia hilang gitu ya ada yang naik lagi wave ketiga ada yang langsung hilang. Kita nggak tahu kita yang mana. Jadi kalau feeling saya the worst sudah terjadi. Tapi kita tetap waspada saja jangan terburu-buru. Kita sudah melakukan persiapan cukup tapi mudah-mudahan tidak terjadi lagi," kata BGS.
[Gambas:Video CNBC]
