Krisis Bawa Berkah, ICP Oktober Melonjak Jadi US$ 81,80/Barel

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Kamis, 11/11/2021 18:50 WIB
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah Indonesia (ICP) rata-rata untuk Oktober 2021 melonjak 13% menjadi US$ 81,80 per barel dari US$ 72,20 per barel pada September 2021.

Penetapan rata-rata ICP bulan Oktober ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 217.K/HK.02/MEM.M/2021 tanggal 8 November 2021.

Mengutip Executive Summary (Exsum) Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, ICP SLC juga naik sebesar US$ 9,27 per barel dari US$ 72,25 per barel menjadi US$ 81,52 per barel.


Dikatakan Tim Harga Minyak Indonesia dalam exsum-nya, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Oktober 2021 dibandingkan September 2021 mengalami peningkatan.

Beberapa faktor yang memengaruhi antara lain karena adanya krisis pasokan gas dan peningkatan harga batu bara yang berujung pada timbulnya krisis listrik di Eropa dan Asia. Saat memasuki periode musim dingin yang diperkirakan lebih dingin dari sebelumnya, sehingga meningkatkan permintaan minyak mentah sebagai bahan bakar pengganti.

Faktor lainnya, kesepakatan OPEC+ untuk tidak menambah peningkatan produksi dan hanya akan melanjutkan rencana kenaikan produksi 400 ribu barel per hari (bph) per bulan meskipun terdapat peningkatan permintaan minyak mentah.

OPEC melalui laporan Oktober 2021 menyampaikan bahwa peningkatan proyeksi permintaan minyak mentah global pada triwulan 4 tahun 2021 sebesar 0,12 juta bph menjadi 99,82 juta bph dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

Selain itu, penurunan proyeksi produksi minyak mentah negara Non OPEC pada triwulan 4 tahun 2021 sebesar 3,2 juta bph menjadi 65,24 juta bph, dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

"Penurunan stok minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, titik serah WTI (Nymex), sebesar 3,9 juta barel menjadi 27,33 juta barel, lebih rendah 47% dibandingkan rata-rata stok minyak mentah dalam 5 tahun terakhir," demikian dikutip dari exsum tersebut, berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Kamis (11/11/2021).

Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA), terjadi penurunan stok gasoline (bensin) dan distillate di Amerika Serikat dibandingkan akhir bulan sebelumnya di mana stok gasoline turun sebesar 6,1 juta barel menjadi 215,7 juta barel, sedangkan stok distillate turun sebesar 4,7 juta barel menjadi 125,0 juta barel.

Peningkatan harga minyak juga dipengaruhi oleh pemulihan kondisi ekonomi dan pertumbuhan industri yang sebelumnya terdampak Covid-19, sehingga kini meningkatkan permintaan energi, terutama minyak mentah.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh musim dingin yang datang lebih awal di China yang meningkatkan permintaan batu bara, gas dan minyak mentah lebih cepat dari perkiraan.

Penyebab lainnya adalah bangkitnya impor minyak mentah di Asia, dengan impor minyak mentah di Oktober 2021 untuk:
a. India diperkirakan meningkat sebesar 310 ribu barel menjadi 4,19 juta bph dibandingkan bulan September 2021 seiring membaiknya perekonomian pasca puncak pandemi Covid-19.
b. Jepang diperkirakan sebesar 3,01 juta barel, tertinggi di tahun ini, sebagai cadangan untuk pemenuhan kebutuhan musim dingin.
c. Korea Selatan diperkirakan sebesar 2,99 juta bph, juga untuk memastikan kebutuhan di musim dingin serta membaiknya perekonomian pasca Covid-19.

Selengkapnya perkembangan harga minyak dunia selama bulan Oktober sebagai berikut:
-Dated Brent naik sebesar US$ 9,08 per barel dari US$74,58 per barel menjadi US$ 83,66 per barel.
-WTI (Nymex) naik sebesar US$ 9 68 per barel dari US$ 71,54 per barel menjadi US$ 81,22 per barel.
-Basket OPEC naik sebesar US$ 8,19 per barel dari US$ 73,88 per barel menjadi US$ 82,07 per barel.
-Brent (ICE) naik sebesar US$ 8,87 per barel dari US$ 74,88 per barel menjadi US$ 83,75 per barel.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Sindir Negara Eropa Beli Batu Bara ke Indonesia