Dunia Ramai Anti Fosil, SKK Migas Yakin 1 Juta Barel Tercapai

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 November 2021 20:04
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia saat ini tengah berbondong-bondong melakukan transisi energi, meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan (EBT).

Bahkan, sebanyak 19 negara bersepakat tidak lagi mendanai proyek bahan bakar fosil di luar negeri per akhir 2022.

Sementara itu, pemerintah Indonesia punya target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang. Melihat kondisi ini, bagaimana nasib 1 juta bph, apakah target ini akan tercapai?

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengaku masih optimistis target-target ini bisa dicapai. Setidaknya, imbuhnya, ada empat strategi yang akan didorong SKK Migas untuk mencapai target ini.

Pertama, meningkatkan nilai aset yang ada. Beberapa langkah yang akan diambil yakni eksekusi dan penyelesaian program tepat waktu, termasuk percepatan investasi di Wilayah Kerja (WK) atau Blok Rokan.

Lalu, eksekusi Program Filling the Gap (FTG), dan mengamankan program pengeboran pengembangan 2022 minimal di atas 600 sumur dan akan terus meningkat pada 2025 hingga 1.000 sumur.

"Karena pandemi tahun 2020 ngebor 240 sumur dan 2021 naik, di Work Plan and Budget (WPNB) 616 sumur, tapi ada persiapan di awal kurang matang di awal tahun, maka kira-kira 530-an (sumur)," ungkapnya dalam diskusi "Masa Depan Industri Hulu Migas Indonesia", Rabu (10/11/2021).

Kedua adalah transformasi sumber daya menjadi produksi, di antaranya menjadikan Reserves Replacement Ratio (RRR) di atas 100%, percepatan monetisasi temuan cadangan yang belum dikembangkan (undeveloped discovery), pemberian insentif untuk lapangan marjinal, dan strategi komersialisasi gas.

"Ketiga, enhanced oil recovery (EOR), sudah diidentifikasi lapangan-lapangan mana dan kita fokus di Rokan dan PEP. Dan terakhir adalah eksplorasi," jelasnya.

Dwi menyebut, saat ini sektor migas masih memainkan peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga masih diperlukan di masa depan.

Saat ini menurutnya SKK Migas sedang menyusun rencana strategis Indonesian Oil and Gas (IOG) 4.0. Ini dilakukan guna mendorong peran strategis industri hulu migas untuk perekonomian nasional. IOG 4.0 mencakup tiga target besar pada 2030.

Pertama, memproduksi minyak 1 juta bph serta gas 12 BSCFD. Kedua, meningkatkan dampak berganda industri hulu migas terhadap sektor lainnya, dan terakhir, SKK Migas juga menargetkan penciptaan keberlanjutan lingkungan.

"SKK Migas juga menargetkan keberlanjutan kelestarian lingkungan," lanjutnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Berisiko Tinggi Alami Tumpahan Minyak dari Kegiatan Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular