
Begini Cara Medco Kurangi Emisi Karbon

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia saat ini tengah berbondong-bondong melakukan transisi energi dari pemakaian energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) sebagai upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.
Perusahaan energi di dunia kini pun turut ambil peran dalam hal ini, tak ketinggalan perusahaan energi Indonesia, salah satunya PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Hilmi Panigoro, Direktur Utama Medco Energi, mengatakan demi menyukseskan program bauran energi nasional ini, Medco mengembangkan proyek gas dan EBT.
Dia mengatakan, cadangan dan sumber daya Medco Energi saat ini 84% adalah gas, yang bisa dimonetisasi untuk jangka panjang sesuai umur cadangannya. Sementara untuk pengembangan ketenagalistrikan berbasis energi terbarukan, imbuhnya, Medco punya lima proyek yang saat ini sedang dijalankan.
"Yang pertama, kami bersedia menyelesaikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Riau dengan kapasitas 275 Mega Watt (MW)," ungkapnya dalam diskusi "Masa Depan Industri Hulu Migas Indonesia", Rabu (10/11/2021).
Kemudian, pihaknya dengan Kansai Electric membangun aliansi untuk menggalakkan PLTGU. Ketiga, membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
"Kemudian, hari ini kami sedang bor sumur keenam di Ijen bangkitkan tenaga listrik geothermal 100 MW," lanjutnya.
Keempat, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Sumbawa dengan kapasitas 26 MWp dan di Bali dengan kapasitas 2x25 MWp. Dan terakhir, proyek PLTS di Pulau Bulan di mana listriknya akan diekspor ke Singapura.
"Sudah tanda tangan bulan lalu, pembangkit listrik surya, mungkin terbesar di RI yakni 670 MWp di Pulau Bulan, diekspor ke Singapura," ujarnya.
Perlu diketahui, Medco Energi melalui konsorsium Pacific Light Power Pte Ltd (PLP) dan Gallant Venture Ltd, entitas Grup Salim, akan mengekspor listrik ke Singapura dari PLTS.
Konsorsium itu akan mengembangkan pilot project ekspor listrik menggunakan PLTS dari Indonesia ke Singapura di Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau setelah menerima izin prinsip impor listrik dari Energy Market Authority (EMA) Singapura.
Sebagai tahap awal, proyek ini memiliki kapasitas 670 MWp yang akan menyediakan listrik yang setara dengan 100 MW non-intermittent ke Singapura.
Hal ini sejalan dengan rencana Pemerintah Singapura dalam melaksanakan program Singapore Green Plan 2030 untuk meningkatkan porsi energi terbarukan.
Konsorsium tersebut telah menandatangani joint development agreement saat acara Singapore International Energy Week pada 25 Oktober 2021.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Pembangkit Baru, Biaya Listrik Sumatera Bisa Lebih Murah
