Ini Dia Konsumen Batu Bara Terbesar Dunia, Ada RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia merupakan salah satu dari 46 negara yang ikut serta menandatangani perjanjian untuk keluar dari bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dan juga menghentikan pembangunan pembangkit listrik batu bara baru ke depannya.
Hal tersebut disepakati dalam Konferensi Perubahan Iklim the Conference of the Parties (COP) ke-26 di Glasgow, Skotlandia, Kamis (04/11/2021).
Pemerintah Indonesia bahkan tak segan-segan untuk mencanangkan target lebih ambisius untuk keluar dari bisnis batu bara ini.
Bila sebelumnya ditargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang akan dipensiunkan hingga 2030 sebesar 1 Giga Watt (GW) berdasarkan rencana PT PLN (Persero) atau bahkan 5,5 GW seperti diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan menargetkan dengan jumlah yang lebih besar.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, sekitar 9,2 GW PLTU batu bara ditargetkan dapat diberhentikan lebih awal sebelum 2030.
Hal tersebut disampaikannya dalam "The Friends of Indonesia Renewable Energy (FIRE) Dialogues" dalam rangkaian KTT Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia.
Arifin menyebut, rencana penghentian PLTU ini guna mencapai tujuan ekonomi rendah karbon dan net zero emission atau netral karbon di mana Indonesia menargetkan bisa mencapai netral karbon pada 2060 atau lebih cepat.
"Dengan mempertimbangkan peralihan lanskap energi global menuju ekonomi rendah karbon dan Net Zero Emission (NZE), Indonesia melakukan exercise kembali yaitu sekitar 9,2 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Uap dapat diberhentikan lebih awal sebelum tahun 2030," tuturnya, seperti dikutip dari laman Instagram resmi Kementerian ESDM @kesdm, Minggu (07/11/2021).
Menurut Arifin, kemitraan diharapkan mampu memenuhi komitmen Indonesia dalam mereduksi emisi gas rumah kaca sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2030 sebesar 29% dari Business as Usual (BAU) dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan bantuan internasional.
Dengan target ambisius tersebut, apakah benar konsumsi batu bara Indonesia begitu besar? Apakah Indonesia termasuk negara konsumen batu bara terbesar di dunia?
Berdasarkan data BP Statistical Review 2021, Indonesia tidak termasuk dalam lima besar negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia. Namun, Indonesia menduduki peringkat ke-7 dengan porsi "hanya" 2,2% dari total konsumsi batu bara dunia pada 2020.
Indonesia tercatat mengonsumsi batu bara sebesar 3,26 Exajoules pada 2020, turun 4,9% dari 2019 yang sebesar 3,41 Exajoules. Porsi konsumsi batu bara Indonesia ini tercatat sebesar 2,2% dari total konsumsi batu bara dunia yang mencapai 151,42 Exajoules.
Lantas, siapa saja negara pengonsumsi batu bara terbesar di dunia?
Berikut konsumen batu bara terbesar di dunia pada 2020, berdasarkan data BP Statistical Review 2021:
1. China
Mengonsumsi 82,27 Exajoules, naik 0,3% dari 2019 81,79 Exajoules, 54,3% dari total konsumsi batu bara dunia.
2. India
Mengonsumsi 17,54 Exajoules, turun 6% dari 2019 18,60 Exajoules, 11,6% dunia.
3. Amerika Serikat
Mengonsumsi 9,20 Exajoules, turun 19,1% dari 2019 11,34 Exajoules, 6,1% dunia.
4. Jepang
Mengonsumsi 4,57 Exajoules, turun 7% dari 2019 4,91 Exajoules, 3% dunia.
5. Afrika Selatan
Mengonsumsi 3,48 Exajoules, turun 4,6% dari 2019 3,64 Exajoules, 2,3% dunia.
6. Rusia
Mengonsumsi 3,27 Exajoules, Exajoules, turun 8,5% dari 2019 3,57 Exajoules, 2,2% dunia.
7. Indonesia
Mengonsumsi 3,26 Exajoules, turun 4,9% dari 2019 3,41 Exajoules, 2,2% dunia.
8. Korea Selatan
Mengonsumsi 3,03 Exajoules, turun 12,2% dari 2019 3,44 Exajoules, 2% dunia.
9. Vietnam
Mengonsumsi 2,10 Exajoules, naik 1,4% dari 2019 2,07 Exajoules, 1,4% dunia.
10. Australia
Mengonsumsi 1,69 Exajoules, turun 4% dari 2019 1,75 Exajoules, 1,1% dunia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Dinilai Perlu Cairkan Hubungan China-Australia, Kenapa?
