
Kejamnya PPKM: Cari Kerja Susah, Pengangguran Nambah!

Sepertinya situasi Agustus 2020 dan 2021 agak mirip, terjadi lonjakan angka pengangguran. Penyebabnya pun serupa yaitu pembatasan aktivitas dan mobilitas untuk menekan laju pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Tahun lalu, kebijakan ini masih bernama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
PPKM Darurat (dan PSBB) sama-sama membuat rakyat susah mendapatkan pekerjaan. Bagaimana mau ada pekerjaan kalau jutaan orang dipaksa untuk #dirumahaja. Perkantoran sepi, sekolah sepi, mal sepi, restoran sepi, rumah ibadah sepi, tempat rekreasi sepi.
Selama Juli 2021, rata-rata indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi rata-rata 82,59 per hari. Indeks di bawah 100 menunjukkan mobilitas berada di bawah masa pra-pandemi.
Saat masyarakat tidak bergerak, ekonomi 'lumpuh'. Produksi maupun permintaan sama-sama lesu, ekonomi dipukul di dua sisi sekaligus.
Dari sisi produksi, aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) rata-ratanya adalah 45,33 sepanjang kuartal III-2021. Turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 54,47.
PMI menggunakan angka 50 sebagai garis start. Jika di bawah 50, maka artinya dunia usaha berada di fase kontraksi, tidak ada ekspansi.
Tidak cuma dunia usaha, rumah tangga pun kesulitan karena lapangan kerja semakin sempit. Masyarakat menjadi tidak percaya diri dalam mengarungi 'samudera' ekonomi.
Sepanjang kuartal III-2021, rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen ada di 84,33. Turun drastis dari kuartal sebelumnya yang mencapai 104,42.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau angkanya masih di bawah 100, maka artinya konsumen tidak pede dalam memandang kondisi ekonomi saat ini hingga enam bulan mendatang.
Tekanan di sisi pasokan dan permintaan membuat masyarakat sulit mencari pekerjaan. Ini terbukti dari indeks ketersediaan lapangan kerja yang menjadi bagian dari IKK.
Sepanjang kuartal III-2021, rata-rata indeks ketersediaan lapangan kerja adalah 50,59, jauh dari 100. Artinya konsumen tidak percaya diri melihat pasar tenaga kerja, cari kerja masih susah karena PPKM.
Jadi jangan heran saat kita melihat lesatan angka pengangguran. Ini menjadi bukti bagaimana PPKM Darurat memukul perut dan menghancurkan dapur rakyat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)