
Prediksi Ngeri Bill Gates Soal Nasib Perusahaan Minyak Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Miliuner yang juga pendiri Microsoft, Bill Gates mengungkapkan secara terang-terangan bahwa investasi di saham perusahaan minyak tidak akan memberikan prospek jangka panjang. Sebab saat ini dunia sudah mulai menjauh dari bahan bakar fosil dan mengadopsi sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan.
Melansir CNBC International, Gates menyebut raksasa minyak yang telah mendominasi pasar selama lebih dari satu abad dapat berada dalam masalah dalam waktu 30 tahun mendatang sejalan dengan perkembangan dunia saat ini.
"Beberapa dari raksasa ini akan jatuh. Anda tahu, 30 tahun dari sekarang, beberapa dari perusahaan minyak itu akan bernilai sangat kecil," kata Gates, mengutip CNBC, Minggu (7/11/2021).
Sebagai contoh, perusahaan seperti ExxonMobil, BP, dan Royal Dutch Shell semuanya mengalami penurunan harga saham selama lima tahun terakhir. Hal ini terjadi terutama pada awal pandemi Covid-19, yang melumpuhkan permintaan minyak dan mengakibatkan kerugian besar bahkan untuk perusahaan minyak dan gas besar.
Produsen minyak dan gas terbesar di Amerika, ExxonMobil, kehilangan US$ 20 miliar atau Rp 284 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$) tahun lalu.
Meski saat ini perusahaan ini masih bernilai US$ 275 miliar atau Rp 3.905 triliun, namun seiring dengan berubahnya kebijakan energi di Amerika untuk memerangi perubahan iklim, dan industri otomotif bergerak menuju masa depan listrik, maka investor menjadi semakin meragukan masa depan stok minyak.
"Dengan perusahaan minyak, kami masih tidak berpikir mereka mewakili bisnis jangka panjang yang baik," kata David Moss, kepala ekuitas Eropa di BMO Global Asset Management.
Gates mengungkapkan, emang saat ini banyak perusahaan minyak besar mulai mengarahkan bisnis mereka ke bentuk energi terbarukan yang memiliki peluang untuk bertahan.
Namun sayangnya hal ini ditempis oleh analis Badan Energi Internasional Heymi Bahar. Dia menilai perusahaan minyak besar tidak mungkin menjadi pemimpin dalam teknologi terbarukan.
"Apakah mereka akan menjadi investor utama teknologi terbarukan? Jawabannya tidak. Apakah mereka akan meningkatkan kecepatan mereka? Ya tentu saja," ungkap dia.
Meski demikian, Gates dalam perhelatan KTT iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia pekan lalu mengungkapkan bahwa dirinya yakin perusahaan minyak dapat mentransisikan bisnis mereka dengan relatif mudah dari bahan bakar fosil ke sumber energi yang lebih bersih.
Seperti contohnya peralihan ke hidrogen rendah karbon yang ketika dibakar akan memancarkan lebih sedikit karbon ke udara daripada gas rumah kaca saat ini.
"Kami memiliki infrastruktur pipa di Amerika Serikat yang mungkin dapat dipasang untuk mengirimkan hidrogen," kata dia.
Meski begitu, rekam jejak investasi yang dilakukan Gates tidak seoptimistis ucapannya. Tercermin dari bukunya 'How to Avoid a Climate Disaster' yang dirilis pada 2019. Dalam buku ini ia menyebut telah melepas kepemilikan langsungnya di perusahaan minyak dan gas.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan Bill Gates dari Bisnis Vaksin
