RI Waspada! Tak Hanya Batu Bara, 'Kiamat' Migas di Depan Mata

sef, CNBC Indonesia
06 November 2021 08:10
lapangan migas, doc SKK Migas
Foto: lapangan migas, doc SKK Migas

Sementara itu, Pengamat Energi Universitas Trisakti dan juga pendiri ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto, menilai masih ada yang perlu diperjelas terlebih dahulu dari komitmen itu. Mulai dari jenis, sumber, dan skema pendanaan yang akan dihentikan tersebut.

"Seperti apa yang dikatakan akan dihentikan itu, misalnya apakah yang sumber dananya dari pemerintahnya ataukah juga yang bersumber dari entitas bisnisnya, atau bagaimana," paparnya kepada CNBC Indonesia.

Dia mengatakan, rencana penghentian pendanaan energi fosil bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya juga pernah ada komitmen menghentikan pendanaan untuk segala bentuk studi terkait eksplorasi produksi migas dan batu bara oleh lembaga-lembaga internasional.

"Tetapi tidak untuk investasi langsung yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dari negara-negara tersebut berasal. Jadi, memang harus dilihat secara lebih spesifiknya seperti apa," lanjutnya.

Pri Agung menyebut investasi pada energi fosil, baik migas dan batu bara, yang selama ini berjalan di RI dan berasal dari luar negeri tidak selalu berasal dari pemerintah negara asing.

Contohnya untuk investasi migas, menurutnya investasinya hampir semua dilakukan oleh perusahaan-perusahaan migas internasional, bukan pemerintahnya.

"Batu bara juga banyak dilakukan oleh perusahaan, bukan oleh pemerintahnya," imbuhnya.

Perbankan pemerintah negara asing juga ada yang sudah mengurangi porsi ataupun menghentikan pembiayaan untuk fosil. Akan tetapi, imbuhnya, hal tersebut tidak serta merta akan menghentikan proyek-proyek migas ataupun batu bara di RI.

"Dalam sistem pasar keuangan yang semakin terbuka seperti sekarang ini, perusahaan migas dan batu bara tentu memiliki mekanisme dan sumber pendanaan yang lain, yang tidak hanya bergantung pada misalnya lembaga pembiayaan pemerintah," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pada gilirannya nanti pasar yang akan bekerja, baik pasokan dan permintaan energi, maupun pasar pembiayaan atau keuangannya.

"Jadi, masih terlalu dini untuk mengaitkannya dengan misalnya target produksi 1 juta bph. Relevansinya bisa jadi jauh, atau, banyak faktor-faktor lain yang lebih berperan dan memengaruhi," tegasnya.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular