Pengusaha Batu Bara RI Ragu China Kurangi Batu Bara, Kenapa?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 November 2021 13:32
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - China berencana untuk mengurangi konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik menjadi 300 gram per kilo Watt hour (kwh) di 2025. Hal ini dilakukan demi meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Meski konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik akan dikurangi, namun pengusaha batu bara Indonesia masih yakin ekspor batu bara ke China akan tetap tinggi sampai 2025 mendatang.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, pihaknya masih ragu soal pengurangan konsumsi batu bara China ini.

Karena jika benar, maka menurutnya akan ada pemangkasan sekitar separuh dari penggunaan batu bara China. Dia berpandangan, hal ini tidak mungkin dilakukan oleh China.

"Saya tanyakan ke teman-teman anggota asosiasi soal data ini, pada meragukan apakah memang seperti itu? Karena kalau memang seperti itu berarti memangkas sekitar separuh dari penggunaan batu bara mereka. Rasanya gak mungkin ya," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (04/11/2021).

Dia mengatakan, sekitar 60% sumber energi untuk pembangkit listrik di China saat ini masih ditopang dari batu bara. Oleh karena itu, menurutnya perlu usaha yang masif jika benar-benar mau mengurangi batu bara.

"Apalagi kelistrikan mereka saat ini sekitar 60% ditopang batu bara. Perlu effort yang massive," lanjutnya.

Mengutip dari Reuters, China memiliki target pengurangan 1,8% penggunaan batu bara di pembangkit listrik selama lima tahun ke depan, dalam upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

Hendra berpandangan, pengurangan rata-rata penggunaan batu bara sebesar 1,8% secara total belum akan berdampak drastis pada penurunan konsumsi batu bara. Terlebih, lanjutnya, kapasitas pembangkit batu bara baru yang masuk masih akan sepadan dengan pengurangan tersebut.

"1,8% pengurangan penggunaan batu bara rata-rata, tapi secara total penggunaan belum tentu menurun drastis, karena ada kapasitas baru yang datang inline," jelasnya.

Namun demikian, jika melihat jangka panjang, tentu saja China akan mengurangi pemanfaatan batu bara. Namun sampai 2025 mendatang, menurutnya China masih akan butuh impor batu bara.

"Kalau sampai 2025 rasanya mereka masih butuh impor, apalagi kualitas batu bara kita sangat dibutuhkan mereka dan dari sisi harga sangat kompetitif dibandingkan dengan batu bara lokal," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini yang Bikin Pengusaha Batu Bara Yakin China Masih Butuh RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular