Internasional

Lihat Fakta Ini, 'Kiamat' Batu Bara Kayaknya di Depan Mata

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 November 2021 14:03
PLTU Tanjung Jati B (Dok. PLN)
Foto: PLTU Tanjung Jati B (Dok. PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekitar 190 negara dan organisasi yang menghadiri KTT COP26 Glasgow dilaporkan menandatangani perjanjian untuk mempensiunkan PLTU batu bara. Hal ini untuk mencegah ancaman perubahan iklim yang diakibatkan oleh aktifitas bahan bakar itu.

Mengutip BBC, pemerintah Inggris, selaku tuan rumah, mengatakan bahwa komitmen tersebut juga meliputi penghentian pendanaan kepada PLTU batu bara di seluruh dunia. Penghentian ini akan dimulai pada 2030 hingga 2040-an mendatang. 

"Akhir dari batu bara sudah di depan mata," kata Menteri Bisnis dan Energi Inggris Kwasi Kwarteng, dikutip Kamis (4/11/2021).

"Dunia sedang bergerak ke arah yang benar, berdiri siap untuk menutup nasib batu bara dan merangkul manfaat lingkungan dan ekonomi dari membangun masa depan yang didukung oleh energi bersih."

Meski begitu, beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, India, dan China, tidak ikut menandatangani perjanjian tersebut. Hal ini akibat ketergangtungan negara-negara itu yang sangat besar dengan batu bara.

Namun dalam pernyataan terpisah, China kemarin mengumumkan rencana untuk mengurangi konsumsi batu bara rata-rata pembangkit listrik menjadi 300 gram per kilowatt hour (kwh) di 2025. Sebelumnya Presiden Xi Jinping  juga komitmen tidak akan lagi membangun proyek PLTU batu bara di luar negeri dan menjadikan China nol karbon di 2060.

Hal sama juga dikatakan India. Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan negerinya akan menjadi negara dengan netral karbon pada 2070.  Selain itu, komitmen India dalam jangka pendek adalah menjanjikan 50% listrik dihasilkan dari energi terbarukan pada 2030. Termasuk meningkatkan energi non-fosil menjadi 500 gigawatt (GW) di tahun yang sama dan mengurangi 45% intensitas emisi karbon dalam roda ekonomi. 

Sementara itu, Indonesia sendiri juga berkomitmen untuk menghentikan operasi PLTU batu bara. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa RI akan mulai mempensiunkan PLTU batu bara mulai 2040.

"Kalau kita mau maju sampai 2040, maka kita perlu dana untuk pensiunkan batu bara lebih awal dan membangun kapasitas baru dari energi terbarukan," kata Sri Mulyani, seperti dikutip Reuters, Rabu (3/11/2021).

Perlu diketahui, RI merupakan produsen batu bara terbesar ketiga di dunia, setelah China dan India. Dengan produksi mencapai lebih dari 500 juta ton per tahun, sementara permintaan domestik masih rendah, tak ayal sebagian besar batu bara atau sekitar 70% dari produksi batu bara nasional diekspor.

Berdasarkan Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020 yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara nasional pada 2020 mencapai 563,73 juta ton. Di mana sekitar 70%-nya atau sebesar 405,05 juta ton pasokan batu bara diekspor.

Sejak 2018, ekspor batu bara RI tercatat terus meningkat. Pada 2017 ekspor batu bara sebesar 286,94 juta ton, lalu naik 24% menjadi 356,39 juta ton. Kemudian, pada 2019 kembali melonjak 27,5% menjadi 454,50 juta ton. Namun pada 2020 memang turun 11% menjadi 405,05 juta ton.

Besarnya ekspor batu bara Indonesia ini membuat negara tujuan ekspor batu bara RI beragam. Tidak hanya ke pasar China dan India yang merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia, tapi juga ke sejumlah negara lainnya.


(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article KTT COP26 Kasih Angin ke Batu Bara, 'Kiamat' Masih Lama

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular